Selasa, 02 November 2010

bukti dan fakta penelitian








kimia laporan (korosi) bag3

BAB III

PEMBAHASAN

A. Teori Singkat

Reaksi korosi adalah reaksi redoks dimana bentuk unsur suatu logam dioksidasi untuk menghasilkan senyawa yang tidak diinginkan atau air yang dapat melarutkan ion. Bentuk oksidasi dari logam mungkin tidak memiliki kekuatan dan sifat konduktif dari logamnya.
Korosi atau perkaratan umumnya melibatkan O2 & H2O dan disebabkan oleh larutan korosif(kemampuan untuk menimbulkan korosi),contohnya adalah larutan asam,bolerang,dioksida,karbondioksida,PH larutan,permukaan logam yang tidak rata&kontak logam dengan logam lain.Logam yang korosi mengalami oksidasi.


B. Prosedur Kerja

Alat dan Bahan

1) Paku 6 buah
2) Tabung reaksi 6 buah
3) Larutan HCl ( masing-masing 2x100 ml )
4) Air Garam / Sodium ( H2O + NaCl )
5) Air biasa ( 2 tabung, 1 terbuka dan tertutup )


Langkah Kerja

1) Siapkan 6 buah paku dan tabung reaksi
2) Masukkan paku ke dalam beberapa tabung reaksi ( masing-masing satu paku )
3) Masukkan tabung pertama dan kedua dengan 100 ml air ke dalam tabung tertutup dan tabung terbuka
4) Masukkan tabung ketiga dan keempat dengan 100 jml air garam kedalam tabung tertutup dan terbuka
5) Masukkan tabung kelima dan keenam dengan 100 ml HCl. Kedalam tabung tertutup dan terbuka.
6) Kemudian amati selama 1 x 24 jam



Data

Mencegah korosi dengan mengecat paku yang ada, sehingga oksigen dan air dijaga dari kontak dengan paku, maka korosi dapat dihindarkan. Besi dilapisi dengan lapisan tipis logam lain seperti timah, lapisan timah akan mencegah oksigen dan air, untuk bereaksi dengan besi. Lapisan timah tergores sehingga ada lubang atau celah untuk oksigen dengan air masuk maka imah tersebut justru akan mempercepat terjadinya perkaratan.




C. PEMBAHASAN

Analisi

Tabung Terbuka
Hari Pertama
Paku sebelum di celupkan di air garam atau sodium dan HCL, bentuk paku sedang dan ukurannya kecil serta berwarna bening atau alumunium.


No
Air Sodium / Air Garam Larutan HCl
1 Paku di tempat terbuka, setelah dicelupkan di air, dimulai dari pukul 11.00-00.06, paku mengalami perubahan bentuknya sedang, ukurannya kecil, berukuran 1,6 cm dan berwarna putih aluminium dan sedikit berkarat. Paku di tempat terbuka, setelah di celupkan di air garam / sodium di mulai dari pukul 11.00-00.06, paku mengalami perubahan bentuknya sedang ukurannya kecil, berukuran 1,7 cm dan berwarna cokelat berkarat.
Air garamnya terdapat gelembung-gelembung kecil. Paku di tempat terbuka, setelah di celupkan di larutan HCl, dimulai dari pukul 11.00-00.06, paku mengalami perubahan bentuknya kurus, ukurannya 1,5 cm dan berwarna abu-abu.
Larutan HCl terdapat gelembung-gelembung kecil dan Larutan HCl berubah warna menjadi kuning.






Tabung Tertutup
Hari Pertama

No
Air Sodium / Air Garam Larutan HCl
1 Paku di tempat tertutup, setelah di celupkan di air mulai pukul. 11.00-00.06, paku mengalami perubahan. Bentuknya sedang ukurannya kecil, berukuran 1,6 cm dan berwarna cokelat berkarat. Paku di tempat tertutup, setelah di celupkan di air garam / sodium di mulai dari pukul 11.00-00.06, paku mengalami perubahan. Bentuknya sedang, ukurannya kecil, berukuran 1,6 cm dan berwarna cokelat berkarat.
Air garamnya terdapat gelembung-gelembung kecil. Paku di tempat tertutup, setelah di celupkan di larutan HCl di muali dari pukul 11.00-00.06, paku mengalami perubahan. Bentuknya kurus, berukuran 1,9 cm dan berwarna abu-abu.
Larutan HCl terdapat gelembung-gelembung kecil dan Larutan HCl berubah warna menjadi kuning.



Analisis

Tabung Terbuka
Hari Kedua
Pukul 00.06-00.26 masing-masing tempat dan paku di bersihkan, paku di ampelas dan di beri cat.
Pukul 00.26-01.21 paku di keringkan.
Pukul 01.21 paku yang sudah di cat dan di keringkan di celupkan kembali di tempat masing-masing.

No
Air Sodium / Air Garam Larutan HCl
1 Catnya luntur dan warna kecoklatan, ukuran 1,5 cm dan bentuknya sedang. Cat mengelupas sebagian, ukuran 1,5 cm dan bentuknya sedang.
Air garam mengeluarkan gelembung-gelembung kecil.
Cat luntur dan berkarat, paku mengecil seperti lidi dan larutan HCl mengeluarkan gelembung dan brwarna kuning, dan ukurannya 1,3 cm memanjang dan paku semakin mengecil.





Tabung Tertutup
Hari Kedua


No
Air Sodium / Air Garam Larutan HCl
1 Ukuran tetap, dan catnya sedikit mengelupas, ukuran 1,5 cm dan bentuknya sedang. Cat luntur dan berwarna coklat kekuningan ukuran tetap. Air garam mengeluarkan gelembung-gelembung kecil.
Catnya luntur dan di larutan HCl terdapat sedikit gelembung dan berwarna kuning dan paku mengalmi perkaratan serta mengecil seperti lidi dengan ukuran 1,7 cm memanjang dan hampir menyusut.



Hitungan Reaksi Kimia

Zn (s) + Cu² (aq) → Zn² (aq) + Cu (s)

Oksidasi : Zn (s) → Zn² (aq) + 2e‾
Reduksi : Cu² (aq) + 2e‾ → w (s)

Dik :

100 ml HCl 0,6 gram
m = 1m
Mr = 36,4
gram 1000
M = ─── x ───
Mr V

0,6 1000
2 = ─── x ───
22,9 V

2 V = 26,2

V= 13,1 ml air



100
100 ml HCl 0,2 m → 0,2 x ─── mol HCl
1000

NaCl → Na (aq) + 0,02 mol HCl

H2O → H2 + ½ O2 (g)

NaCl → Na (aq) + Cl‾ (aq)

HCl → H (aq) + Cl‾ (aq)






























BAB IV

Kesimpulan :

Besi yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air yang terbuka. Artinya pengaruh oksigen dan air sangat kuat. Faktor penyebab besi berkarat adalah O2 dan H2O.


Saran :

1) Pada pembuatan Logam diusahakan agar zat-zat yang dicampurkan tersebar secara homogen dalam logam tersebut.
2) Melapisi permukaan logam dengan cat atau minyak, untuk mencegah kontak antara permukaan logam dengan udara.

kimia laporan (korosi)


BAB II
PEMBAHASAN

  1. Permasalahan :
    a. Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi/ perkaratan pada besi?
    b. Bagaimana proses terjadinya perkaratan pada besi?
    c. Bagaimana mencegah terjadinya korosi?

  1. Tujuan :
Untuk mengetahui reaksi koroi di mana bentuk unsur logam dioksidasi untuk menghasilkan senyawa yang tidak di inginkan atau air yang dapat melarutkan ion, serta untuk mengetahui faktor-faktor yan mempengaruhi korosi dan cara pencegahannya. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses terjadinya korosi.

  1. Kegunaan
Untuk melapisi paku yang terkena korosi dan memperbarui paku yang terkena korosi.

  1. Ruang Lingkup
Reaksi korosi adalah reaksi redoks di mana bentuk unsure suatu logam di oksidasi untuk menghasilkan senyawa yang tidak di inginkan atau air yang dapat menguraikan ion.

  1. Hipotesis :
    Besi yang berada di dalam air yang wadahnya tidak ditutup akan lebih cepat mengalami korosi daripada besi yang berada di dalam air dengan wadah tertutup dan besi yang berada dalam wadah tanpa air dan tidak ditutup. Karena faktor yang mempengaruhi proses terjadinya korosi adalah air dan udara serta gas- gas pada udara bebas.

  1. Kesimpulan :
Besi yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air yang terbuka. Artinya pengaruh oksigen dan air sangat kuat. Faktor penyebab besi berkarat adalah O2 dan H2O.

Sabtu, 30 Oktober 2010

Sendok Stainless :)

Sejarah Sendok

Sendok pertama dibuat diduga dari bahan yang mudah hancur, karena tak banyak jejak yang ditinggalkan. Lalu muncullah rekaan, sendok tertua adalah dari kerang. Tetapi ada yang memperkirakan dari kayu, tanduk, atau tanah liat bakar.    Konon masyarakat Mesir kuno suka sendok dari perunggu, beberapa bergagang tajam untuk mencukil daging kerang. Bahan keras lainnya adalah gading, batu tulis, dan batu api. Di Yunani dan Romawi sudah ada sendok bergagang bulat dari perak, perunggu atau kuningan. Lucunya di Romawi ada sendok dari tulang dengan lubang di cekungannya, tapi tak jelas apa fungsinya. Dari perkembangan berikut gagang sendok mulai dihiasi pahatan berbentuk manusia atau hewan. Hiasan lain yang muncul adalah patung kecil, koin, batu mulia dll.

Pada abad XVI tak sedikit sendok dibuat dari bahan emas dan perak dan hanya dipakai di kalangan atas dan menyebar di kalangan borjuis. Sedangkan kalangan biasa cukup dengan sendok tembaga, campuran timah hitam dan putih, atau besi berlapis timah.    Garpu konon pertama kali hanya mempunyai satu gigi, dan bangsa Romawilah yang mengubahnya menjadi dua gigi. Di abad pertengahan garpu besar dua gigi yang rata dipakai untuk menyajikan makanan. Di Italia pada abad XVI garpu serupa yang lebih kecil dipakai menggantikan pisau untuk menusuk makanan. Itulah masa transisi fungsi pisau oleh garpu. Penyebaran ke berbagai negara mulai terjadi, diantaranya ke Inggris. Terbukti dengan adanya satu lusin garpu milik Ratu Elizabeth I (1533-1603) yang gagangnya bertahtakan batu mulia.

Garpu tiga gigi mulai dipakai di akhir abad ke XVII. Meski garpu mulai umum dipakai, kadang ia hanya menjadi pendamping setia sendok atau pisau. Panjang garpu jenis itu sekitar 14cm. bersamaan dengan tumbuhnya gigi garpu jadi 4, cekungan sendok jadi oval. Pegangannya pun agak melengkung sehingga mudah dipegang.     Pertengahan abad XIX mulai dilakukan proses pelapisan perak ke aloi nikel dan tembaga umum. Lalu diikuti pelapisan nikel di atas kuningan. Di abad XX, tepatnya tahun 1920-an, perangkat makan baja antikarat mulai dikenal dan banyak digunakan.     Sayangnya kisah persahabatan orang Indonesia dengan sendok masih memerlukan pelacaka yang ulet. Salah satu kendala yang menghadang tradisi kita yang lebih bersifat lisan daripada tertulis. Padahal, bisa jadi museum itu belum mengkoleksi sendok orang jawa yag praktis dan palin pas untuk makan bubur, nasi pecel atau liwet. Yaitu sudu, alias sendok dari daun pisang.

Pengertian Sendok

Sendok adalah alat makan yang memiliki cekungan berbentuk oval atau bulat lonjong di satu ujung dan gagang di ujung lainnya. Di Indonesia sendok umumnya dipegang di tangan kanan untuk mengambil makanan dari piring atau mangkuk dan menyuapkannya ke mulut, sementara garpu yang dipegang di tangan kiri membantu memasukkan makanan ke sendok.
Sendok dapat terbuat dari berbagai material. Yang paling umum adalah logam, tapi juga pada zaman dulu dari kayu. Ada juga sendok yang terbuat dari plastik, umumnya dirancang agar dapat digunakan sekali dan kemudian dibuang.

Sendok teh adalah sejenis sendok kecil yang dapat menampung sekitar 5 mililiter cairan. Sendok teh umumnya digunakan untuk mengaduk isi secangkir kopi atau teh.
Sendok teh juga dimanfaatkan sebagai satuan pengukur volume, khususnya dalam resep masakan dan obat-obatan. Dalam penggunaan sebagai satuan ukur, sendok teh biasanya disingkat menjadi sdt. Definisi modern bagi satu sendok teh adalah 5 mL.
Sendok teh yang digunakan untuk mengaduk minuman umumnya tidak dirancang untuk menampung jumlah standar. Untuk pengukuran yang memerlukan ketepatan, terdapat sendok teh yang khusus dirancang untuk keperluan tersebut.

Proses awal bahan baku di masukan kedalam tempat pembakaran yang suhu nya lumayan panas gunanya mencairkan bahan bahan tersebut untuk dicetak menjadi sendok masak, dan proses pembakaran ini tidak terlalu lama cukup membutukan waktu sekitar 1 jam. setelah dicetak sendok tersebut di dinginkan dahulu dan dikikir bagian bagian yang tidak rata tadi dari hasil cetakan. Kemudian di bor untuk tempat gantung, lalu di haluskan mengunakan gerinda supaya kelihatan mengkilat, terus di bungkus plastic press persatu lusin, Siap untuk di pasarkan di pengecer-pengecer. Tapi bahan tersebut ada perpaduan nya, menurut Ibnu hajar biasa dipangil Bangbank selaku pekerja disana, sekaligus kepala gudang, perpaduan tersebut berbanding 70% almuniun lembut dan 30% Almuniun keras dan itu pun klo bahan baku nya memadain. Almuniun keras itu berupa block-block mesin yang lumayan keras. Dan Almunium lembut itu berupa wajan bekas atau almuniun yang kelihatan lembut.

Unsur-unsur Pada Sendok

MELIHAT ARTI "18/8" DI SENDOK MAKAN STAINLESS STEEL DI RUMAH KITA
Rekan blogger, saya punya suatu rahasia kenapa kok sendok makn kita harus terbuat dari stainless steel atau plastik.
Saya melihat ada suatu label dibelakang sendok makan kita berbunyi " Stainless steel 18/8", Lho apa artinya itu???????????????

Mari rekan sesama blogger metal untuk telaah :
Sendok makan umumnya terbuat dari baja stainless (baja tahan karat), ini bertujuan agar saat kita makan,misalnya nich makan bakso yang pedas dan asam, kita tidak akan Terkontaminasi adanya logam ke tubuh kita, makanya tidak ada menggunakan sendok besi, coba baca artikel saya sebelumnya di blogging ini "CARA MEMBERSIHKAN BESI/BAJA BIASA DENGAN MUDAH" . rekan lihat itu gambarnya baja/besi berkarat,mau rekan makan dengan sendok berkarat,makanya dipilih nama stainless steel

Arti dari "18/8" merupakan suatu unsur logam lain dimasukan ke baja yaitu :

1. 18 ---> 18 persen berat logam kromium(Cr)
2. 8 ----> 8 persen berat logam Nikel (Ni)

Dua unsur ini yang merupakan elemen penting untuk ketahanan logam akan korosi.

Ternyata, komposisi ini telah distandarkan oleh organinasi internasional (American Society For Testing and Materials) ASTM no. A240-00 terlihat tabel dibawah ini :


Unsur %wt

C 0,08

Mn 2

P 0,45

S 0,03

Si 0,75

Cr 18-20

Ni 8-10,5

Mo 0

Ni 0,10

Cu 0

Fe Balance

So, jika rekan-rekan ingin membeli alat-alat dapur seperti sendok,garpu, wajan, panci,dll, makan pilih aja produk stainless steel.
But, rekan blogger, produk stainless steel memang lebih mahal dibandingkan produk aluminium, plastik. Tinggal pilih aja sesuai budget kita.


Penyepuhan Sendok

Tujuan : Menyepuh sendok
Alat dan Bahan : - Sendok
- Perak
- Larutan elektrolit Ag(CN)2-
- Sumber listrik (baterai)
- Gelas kimia
- Kabel dan Plester
Cara Kerja :
Mengisi gelas kimia dengan larutan Ag(CN)2-
Merangkai baterai dengan sendok
Mencelupkan sendok dan perak ke dalam larutan
Menunggu sampai sendok terlapisi oleh perak (terlihat mengkilap)

Kesimpulan
Katode (Fe) : AgAg+ + e- ¬
Anode (Ag) : Ag Ag+ + e-

Ion Ag+ dalam larutan tereduksi di katode dan mengendap sebagai Ag pada sendok. Di anode, electrode Ag teroksidasi untuk terus memasok ion Ag+ dalam larutan.


Contohnya: penyepuhan sendok makan yang terbuat dari logam tembaga oleh logam perak.
• Anoda : perak murni
• Katoda: sendok tembaga
• Elektrolit : larutan perak nitrat (AgNO3)
Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :
Ionisasi larutan perak nitrat : AgNO3(aq) → Ag+(aq) + NO3-(aq)
• Katoda : Ag+(aq) + e → Ag(s)
• Anoda : Ag(s) → Ag+(aq) + e
• Reaksi sel : Ag+(aq) (anoda) → Ag+(aq) (katoda)
Ion Ag+ akan tereduksi dikatoda (sendok) membentuk logam Ag yang menempel disendok. Karena anoda yang digunakan bukan elektroda inert maka logam Ag akan dioksidasi membentuk ion Ag+ yang digunakan untuk menyuplai elektron hingga seluruh sendok telah disepuh.

Jumat, 29 Oktober 2010

Pengenalan Kinetika Kimia – Laju Reaksi

kinetika kimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi. Laju reaksi berhubungan dengan pembahasan seberapa cepat atau lambar reaksi berlagsung. Sebagai contoh seberapa cepat reaksi pemusnahan ozon di atmosfer bumi, seberapa cepat reaksi suatu enzim dalam tubuh berlangsung dan sebagainya. Bila terdapat reaksi sebagai berikut:
aA  + bB   ->  cC  + dD
dimana a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi dan A, B adalah reaktan dan C, D adalah produk reaksi. Laju reaksi dapat didefinikan sebagai pengurangan reaktan tiap satuan waktu dan derumuskan sebagai:
rumuslajureaksi
atau didefinisikan sebagai penambahan jumlah produk tiap satuan waktu dan dirumuskan sebagai:
ru
tanda minus (-) digunakan pada reaktan disebabkan jumlah reaktan setelah t detik akan lebih kecil dibandingan dengan jumlah reaktan pada to (waktu awal) sehingga untuk mendapatkan hasil v yag bernilai positif maka harus ditambahkan tanda minus. Nilai v yang dicarai dari keempat cara diatas yaitu dengan memakai [A], [B], [C], dan [D] akan memiliki nilai yang sama.
Persamaan Laju Reaksi
Persamaan laju reaksi mendiskripsikan persamaan matematika yang dipegunakan dalam kinetika kimia yang menghubungkan antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan. Untuk reaksi yang sama seperti diatas,
aA  + bB   ->  cC  + dD
maka persamaan laju reaksinya secara umum dapat didefinisikan sebagai berikut:
v = k[A]a[B]b
dimana k adalah konstanta laju reaksi, a disebut orde reaksi terhadap A dan b disebut orde reaksi terhadap B. Penjumlahan a+b meghasilkan orde reaksi total. Persamaan laju reaksi tidak dapat ditentukan secara teoritis akan tetapi bisa ditentukan melalui percobaan kimia/eksperimental. Ada kalanya reaksi hanya dipengaruhi oleh satu reaktan atupun semua reaktan, dan nilai order reaksi bisa sama dengan koefisien reaksi maupun tidak.
Berdasarkan orde reaksi totalnya maka reaksi dibedakan atas reaksi orde 1, orde 2, orde 3 dan sebagainya. Ada kalanya reaksi berorder “nol” yang artinya reaksi tidak dipengaruhi oleh reaktan yang terlibat dalam reaksi, dan biasanya terjadi pada reaksi dekomposisi/ penguraian.
Bila terdapat reaktan yang berbentuk padatan maka reaktan ini tidak dimasukkan dalam persamaan reaksi disebabkan reaksi yang terjadi pada padatan hanya terjadi pada permukaan padatan sehingga konsentrasinya dianggap constant.
Penggabungan laju reaksi dengan persamaan laju reaksi diatas dapat dinyatakan sebagai:
rumuslajureaksi2

Cara Menentukan Orde reaksi

Cara Menentukan Orde reaksi

Diketahui data percobaan laju reaksi sebagai berikut.
2NO + 2H2 –> N2 + 2H2O
Nomor
[NO] (M)
[H2] (M)
Waktu (detik)
1
0.02
0.2
144
2
0.02
0.4
36
3
0.04
0.6
4
Tentukan orde reaksi NO dan orde reaksi H2 !
Jawab :
Pertama-tama kita mencari dulu nilai laju reaksi (v).Nilai v berbanding terbalik dengan waktu (detik).Berarti :
slide13

Hal-hal Yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Banyak hal yang mempengaruhi kecepatan reaksi biasanya kecepatan suatu reaksi dipengaruhi oleh beberapa factor sekaligus dan ada kalanya factor-faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain.
Beberapa factor yang mempengauhi kecepatan reaksi adalah:
Sifat alami suatu reaksi. Beberapa reaksi memang secara alami lambat atau lebih cepat dibandingkan yang lain. Jumlah spesies yang ikut bereaksi serta keadaan fisik reaktan, ataupun kekompleksan jalanya (mekanisme reaksi) dan factor lain sangat menentukan kecepatan laju reaksi.
Konsentrasi reaktan. Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia denngan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.
Tekanan. Reaksi yang melibatkan gas, kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan kenaikan tekanan dimana factor tekanan ini ekuivalen dengan konsentrasi gas.
Orde reaksi. Orde reaksi menentukan seberapa besar konsentrasi reaktan berpengaruh pada kecepatan reaksi.
Temperatur. Temperature berhubungan dengan energi kinetic yang dimiliki molekul-molekul reaktan dalam kecenderungannya bertumbukan. Kenaikan suhu umumnya menyediakan energi yang cukup bagi molekul reaktan untuk meningkatkan tumbukan antar molekul. Akan tetapi tidak semua reaksi dipengaruhi oleh temperature, terdapat reaksi yang independent terhadap temperature yaitu reaksi akan berjalan melambat saat temperature di naikkan seperti reaksi yang melibatkan radikal bebas.
Pelarut. Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut. Sifat pelarut baik terhadap reaktan, hasil intermediate, dan produknya mempengaruhi laju reaksi. Seperti sifat solvasi pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan interaksi ion dan pelarut dalam pembentukan counter ion.
Radiasi elektromagnetik dan Intensitas Cahaya. Radiasi elektromagnetik dan cahaya merupakan salah satu bentuk energi. Molekul-molekul reaktan dapat menyerap kedua bentuk energi ini sehingga mereka terpenuhi atau meningkatkan energinya sehingga meningkatkan terjadinya tumbukan antar molekul
Katalis. Adanya katalis dalam suatu sitem reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi disebabkan katalis menurunkan energi aktifasi. Dengan penurunan energi aktifasi ini maka energi minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya tumbukkan semakin berkurang sehingga mempercepat terjadinya reaksi.
Pengadukan. Proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan sistem heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan fasa cair seperti melarutkan serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan maka reaksi akan cepat berjalan.

PENGERTIAN "LAJU REAKSI"

Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Sebagai contoh, seseorang lari dengan kecepatan 10 km/jam. Artinya orang tersebut telah berpindah tempat sejauh 10 km dalam waktu satu jam.
Bagaimanakah cara menyatakan laju dari suatu reaksi? Dalam reaksi kimia, perubahan yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan makin sedikit, sedangkan produk makin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk. Satuan konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M) atau mol per liter (mol. L-1). Satuan waktu yang digunakan biasanya detik (dt). Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per liter per detik (mol. L-1. dt-1 atau M.dt-1).
Pendefinisian laju reaksi lebih lanjut dapat kita perhatikan pada persamaan stoikiometri berikut. a A + b B c C + d D
Bila laju reaksi diungkapkan sebagai berkurangnya pereaksi A atau B dan bertambahnya produk C atau D tiap satuan waktu,

Dengan tanda minus (-) menunjukkan konsentrasi pereaksi makin berkurang, tanda positip (+) menunjukkan konsentrasi produk makin bertambah dan ? menunjukkan perubahan konsentrasi pereaksi atau produk. Sebagai contoh, untuk reaksi:
2H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l)
Laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi H2 dan O2 atau laju bertambahnya H2O, dan ditulis:

Sesuai dengan persamaan reaksi diatas, setiap 2 mol H2 yang bereaksi (habis), maka bereaksi pula 1 mol O2. Artinya laju berkurangnya H2 adalah dua kali laju berkurangnya O2 Oleh karena itu, laju reaksi dinyatakan sebagai berikut.
Dengan demikian dari persamaan diatas diperoleh

Dengan cara yang sama, persamaan umum (1) dapat berlaku

Dimensi (satuan) bagi laju reaksi adalah konsentrasi/waktu, sehingga umumnya berlaku satuan laju reaksi = mol/liter. Menit atau satuan lain. Untuk fasa gas, satuan konsentrasi akan lebih tepat bila menggunakan tekanan.
Perhatikan Gambar 3, reaksi antara bromin dengan asam formiat yang ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut.
Br2 (aq) + HCOOH (aq) ——- 2H+ (aq) + 2 Br – (aq) + CO2 (g)
Awal reaksi bromin berwarna coklat kemerahan, lama kelamaan menjadi tidak berwarna.

Berkurangnya konsentrasi bromin dalam satu satuan waktu yang ditandai dengan hilangnya warna dari coklat kemerahan menjadi tidak berwarna (dari kiri ke kanan).
Persamaan Laju Reaksi
Tujuan dari mempelajari laju reaksi adalah untuk dapat memprediksi laju suatu reaksi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan hitungan matematis melalui hukum laju. Sebagai contoh, pada reaksi:
a A + b B c C + d D
Dimana A dan B adalah pereaksi, C dan D adalah produk dan a,b,c,d adalah koefisien penyetaraan reaksi, maka hukum lajunya dapat dituliskan sebagai berikut:
Laju reaksi = k [A]m [B]n ……………………….(3)
dengan,
k = tetapan laju, dipengaruhi suhu dan katalis (jika ada)
m = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi A
n = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi B
[A], [B] = konsentrasi dalam molaritas.
Pangkat m dan n ditentukan dari data eksperimen, biasanya harganya kecil dan tidak selalu sama dengan koefisien a dan b. Semakin besar harga ‘k’ reaksi akan berlangsung lebih cepat. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya memperbesar harga k. Secara formal hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi v sebagai fungsi dari konsentrasi semua komponen spesies yang menentukan laju reaksi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Pengalaman menunjukan bahwa serpihan kayu terbakar lebih cepat daripada balok kayu, hal ini berarti bahwa laju reaksi yag sama dapat berlangsung dengan kelajuan yang berbeda, bergantung pada keadaan zat pereaksi. Dalam bagian ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pengetahuan tentang hal ini memungkinkan kita dapat mengendalikan laju reaksi, yaitu melambatkan reaksi yang merugikan dan menambah laju reaksi yang menguntungkan.

1. Konsentrasi Pereaksi

Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besarkonsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.


2. Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
3. Tekanan

Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari pereaksi seperti itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
4. Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

5. Luas Permukaan Sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
KONSEP LAJU REAKSI

1. Pengertian Laju Reaksi
Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.

2. Ungkapan Laju Reaksi untuk Sistem Homogen

Untuk sistem homogen, laju reaksi umum dinyatakan sebagai laju penguragan konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk untuk satu satuan waktu, sebagai berikut:


















Jika diketahui satuan dari konsentrasi molar adalah mol/L. Maka satuan dari laju reaksi adalah mol/L.det atau M/det.
3. Laju Rerata dan Laju Sesaat
a. Laju rerata
Laju rerata adalah rerata laju untuk selang waktu tertentu. Perbedaan antara laju rerata dengan laju sesaat dapat diandaikan dengan laju kendaraan. Misalnya suatu kendaraan menempuh jarak 300 km dalam 5 jam. Laju rerata kendaraan itu adalah 300 km/5 jam = 60 km/jam. Tentu saja laju kendaraan tidak selalu 60 km/jam. Laju sesaat ditunjukkan oleh speedometer kendaraan.

b. Laju Sesaat
Laju sesaat adalah laju pada saat tertentu. Sebagai telah kita lihat sebelumnya, laju reaksi berubah dari waktu ke waktu. Pada umumnya, laju reaksi makin kecil seiring dengan bertambahnya waktu reaksi. oleh karena itu, plot konsentrasi terhadap waktu berbentuk garis lengkung, seperti gambar di bawah ini. Laju sesaat pada waktu t dapat ditentukan dari kemiringan (gradien) tangen pada saat t tersebut, sebagai berikut.
  1. Lukis garis singgung pada saat t
  2. Lukis segitiga untuk menentukan kemiringan
  3. laju sesaat = kemiringan tangen

IKATAN KIMIA TERBARU

Telah ditemukan ikatan kimia baru. Lebih kuat daripada ikatan kovalen, ikatan hidrogen, bahkan ikatan ionik. Kalau atom Lk dengan Wn sudah berikatan kimia cinta, walaupun jarak antar atomya berjauhan bahkan ratusan kilometer lintas kota lintas benua, ikatannya tetap terasa dan sulit dipisahkan antar keduanya. Hal ini tidak bisa dijelaskan oleh hukum mekanika Newton bahkan mekanika kuantum sekalipun. Menurut hukum gaya elektrostastik besarnya gaya tarik antar partikel berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar partikel. Tetapi pada ikatan kimia cinta, jarak partikel tidak mempengaruhi besarnya gaya tarik antar partikel.
Atom Lk kerap kali mengirimkan foton dengan panjang gelombang tertentu, sehingga atom Wn tergetar dan tereksitasi dari keadaan normalnya. Ketika berdekatan dengan atom Wn, inti atom Lk berdegub kencang serasa ingin meluruh dan gemetaran sehingga membebaskan sejumlah radiasi sinar gamma. Padahal atom Wn hanya melintas sesaat.
Pada situasi dan kondisi tertentu diperlukan suatu katalis sebagai mak comblang untuk menyatukan atom Lk dan Wn yang malu-malu.
Kalau atom Wn sudah resmi menerima atom Lk sebagai calon pasangan untuk membentuk sebuah molekul rumah tangga, berarti tinggal satu tahap mekanisme reaksi lagi agar reaksi selesai.
Tahap selanjutnya adalah proses yang yang sangat menentukan laju reaksi. Keluarga isotop atom Lk akan bersama-sama menuju kediaman keluarga isotop atom Wn. Setelah proses serah terima elektron sebagai maskawin selesai dan penyatuan keduanya oleh secara resmi oleh penghulu partikel. Maka, Lk dan Wn sudah berikatan kimia cinta. Keduanya akan berikatan selamanya sampai akhir hayat, ketika waktu paruh mereka berdua telah mencapai limit tak hingga.
Akan tetapi, sebelum habis meluruh, keduanya akan membentuk kompleks teraktivasi, sehingga tercipta sebuah partikel baru yaitu, Lk junior dan Wn junior.Mekanisme pembentukan ikatan cinta ini belaku untuk setiap isotop Lk dan Wn lainnya, sehingga selalu ada keberlangsungan generasi
Kali ini akan dijelaskan mengenai mekanisme reaksinya, karena pada thread sebelumnya kayanya reaksi pembentukan senyawa LkWn tidak sesederhana penjelasan itu, karena pada kenyataannya jarak (bahkan ketika tidak ada jarak sekalipun) banyak hal yang dapat mempengeruhi pada kekuatan ikatan pada molekul LkWn. terutama jika ada interferensi dari ion Lk ato ion Wn lain yang memiliki spektrum energi atraktif yang lebih tinggi dan foton (bermuatan materi) yang lebih banyak.
Bahkan untuk molekul LkWn yang sudah terbentuk dengan stabil dan telah menghasilkan derivat dan memiliki waktu paruh yang lama pun masih bisa dipengaruhi oleh interferensi tersebut.
Sehingga bukan tidak mungkin atom Lk yang pada keadaan normal bervalensi satu akan menggunakan valensi diatasnya untuk mengikat 2 atau lebih atom Wn (baca: nyandung) membentuk senyawa poligami yang merupakan hasil dari proses nyandungisasi, yaitu Lk(Wn)2, Lk(Wn)3 dst, senyawa kompleks LkWn atau polimer LkWn dengan kompleksitas permasalahannya.
Atau secara empiris dapat ditulis dengan Lk(Wn)x, dimana x merupakan bilangan bulat antara 1 sampai dengan tak terhingga. hal ini sangat memungkinkan terjadi, karena dibeberapa institusi hukum pp-10 sudah tidak dipakai lagi karena sudah dianggap tidak relevan.
Meskipun x tidak terhingga, valensi atom Lk yang banyak ditemukan adalah 1 atau 2. di alam, pada keadaan normal sukar sekali menemukan atom Lk yang bervalensi 3, 4 atau diatasnya. tetapi menurut jurnal jawa pos yang saya baca minggu lalu, di sragen-solo telah ditemukan atom Lk yang bervalensi 12 dalam bentuk senyawa Lk(Wn)12. setelah diamati oleh para ahli ternyata atom Lk trsebut pada spektrumnya jika diamati panjang gelombangnya memang memiliki lamda diatas 900 A° (mendekati infra merah, sehingga memiliki energi tinggi), dan jika diamati muatannya ternyata memiliki foton (materi) yang banyak juga pada keadaan STP (ideal) reaksi normal antara atom Lk dan atom Wn adalah sbb:
Lk + Wn —LkWn
LkWn —– Lk(Jr) dan/atau Wn(Jr)
tapi berdasarkan tingkatan energi ikatan, jika kita asumsikan ikatan antara atom Lk dan atom Wn pada pembentukan molekul LkWn adalah ikatan sigma yang terbentuk dari proses meritisasi, kemudian ikatan pi adalah ikatan siri, dan ikatan n adalah ikatan sephia, dimana ikatan pi dan ikatan n terbentuk dari proses selingkuhisasi, maka hasil reaksi antara atom Lk dan atom Wn dengan interferensi dari ion Lk+, ion Wn- dan radikal bebas Lk° atau Wn° kemungkinan akan menghasilkan senyawa anomali, yaitu :
Lk + Wn + interferensi ion Wn- —– Lk(Wn)x
atau
Lk + Wn + interferensi ion Lk+ —– (Lk)yWn
atau
Lk + Wn + interferensi ion Lk+ dan Wn- —– (Lk)y(Wn)x
atau
Lk + Wn + interferensi ion Lk+ dan Wn- —– [(Lk)y(Wn)x]z
atau
Lk + Wn + dengan/tanpa interferensi ion Lk+ dan Wn- —– Lk° + Wn°
atau
Lk + Wn + dengan/tanpa interferensi ion Lk+ dan Wn- —– (Lk)2 + (Wn)2
keterangan :
x = valensi atom Lk
y = valensi atom Wn
z = jumlah “mer” dari polimer LkWn(dimana x, y, z adalah bilangan bulat random)
Lk° dan Wn° = radikal atom jomblo
LkWn = senyawa monogami
Lk(Wn)x = senyawa poligami
(Lk)yWn = senyawa poliandri
(Lk)y(Wn)x = senyawa kompleks
LkWn[(Lk)y(Wn)x]z = senyawa polimer
LkWnnyandung = memiliki pasangan lebih dari satu, bisa poligami atau poliandri
Tahapan/mekanisme reaksinya adalah sbb:
a. Reaksi Normal
1. eksitasi
atom Lk dan atom Wn sejalan dengan waktu paruhnya (biasanya 17 – 40 tahun) akan melepaskan satu elektron dari pasangan elektronnya menjadi tereksitasi dari ground-state ke excited state sehingga keduanya akan mengalami exciting membentuk ion Lk+ dan ion Wn-
Lk —– Lk+
Wn —– Wn-
2. interaksiion
Lk+ dan ion Wn- yang sedang exciting akan saling mendekati dan membentuk senyawa dengan ikatan sigma LkWn melalui proses meritisasi dengan/tanpa katalis comblang
Lk+ + Wn- —– LkWn
3. derivatisasi
susah jelasin teknisnya, pokoknya reaksinya akan menghasilkan atom Lk junior dan/atau Wn junior yang masih labil.
4. siklisasiatom
Lk(Jr) dan Wn(Jr) yang masih labil pada waktu paruh 17 akan matang dan mengalami eksitasi sehingga reaksi berulang membentuk siklus reaksi looping dari reaksi tahap 1 sampai tahap 4.
Lk(Jr) —– Lk
Wn(Jr) —– Wn
b. reaksi anomali

5. centilisasiion
Lk+ atau Wn- yang belum juga bereaksi mengalami over-exciting karena kelamaan tereksitasi sehingga mengalami centilisasi, yaitu tereksitasi dari keadaan excited-state ke centil-state.
Lk+ —– Lk*Wn- —– Wn*
6. interferensi
molekul LkWn yang sudah terbentuk disadari atau tidak, diakui atau tidak dan disengaja atau tidak, akan mengalami interferensi dari ion Lk* atau ion Wn* yang over-exciting
6.1 proses pembentukan senyawa poligami
atom Lk pada molekul LkWn akan menyisihkan/mengalihkan (bukan melepasan) foton atau mencari foton tambahan. jika tidak kuat atom Lk akan mengalami kelebihan foton bebas atau lone-pair foton (emang ada?) sehingga mengalami proses centilisasi membentuk LkWn tercentilkan.
LkWn + foton —– *LkWn
molekul LkWn tercentilkan bereaksi dengan ion Wn over-exciting membentuk senyawa Lk(Wn)2 dengan bentuk ikatan sigma-sigma atau sigma-pi atau sigma-n. reaksi 5.1 ini akan looping sampai membentuk senyawa Lk(Wn)x, dimana x bilangan bulat dan tak terhingga.
6.2 proses pembentukan senyawa poliandri
atom Wn pada molekul LkWn melepaskan emisi centil berlebihan. jika tidak kuat atom Wn akan mengalami kelebihan elektron bebas atau lone-pair electron sehingga mengalami proses centilisasi membentuk LkWn tercentilkan.
LkWn —– LkWn*
molekul LkWn tercentilkan bereaksi dengan ion Lk* over-exciting membentuk senyawa (Lk)2Wn dengan bentuk ikatan sigma-n. reaksi 5.2 ini akan looping sampai membentuk senyawa (Lk)yWn, dimana y bilangan bulat dan tak terhingga.
7. polimerisasi
proses polimerisasi adalah proses gabungan antara proses poligami dan proses poliandri. reaksi dapat berjalan secara paralel maupun seri. reaksi terjadi antara sesama LkWn tercentilkan, dimana Lk tercentilkan akan berikatan n dengan Wn tercentilkan membentuk polimer [(Lk)y(Wn)x]z.
*LkWn* + *LkWn* + *LkWn* dst —– *Lk-Wn-Lk-Wn-Lk-Wn* dst
kemungkinan ikatan yang ada pada senyawa poligami adalah ikatan sigma, ikatan pi dan ikatan n. sedangkan kemungkinan ikatan yang ada pada senyawa poligami adalah ikatan sigma dan ikatan n, karena hampir tidak mungkin atom Wn memiliki dua atau lebih ikatan sigma. bentuk kristal senyawa kompleks dan senyawa polimer LkWn adalah amorf, karena valensi Lk (x), valensi Wn (y) dan jumlah mer (z) bisa berapa saja.
8. teu-puguhisasi
belum ada teori mendukung yang bisa menjelaskan kenapa proses teu-puguhisasi ini bisa berlangsung. karena ion Lk+ dan Wn- tidak membentuk senyawa hetero atom LkWn, tetapi membentuk senyawa homo atom.
2Lk+ + 2Wn- —– (Lk)2 + (Wn)2
Konklusi :
1. kalo waktu paruh dan foton dah cukup sebaiknya gancang merit.
2. atom Lk dan Wn pada molekul LkWn harus selalu berada dalam kondisi proses percayaisasi.
Sumber : http://sabine-elli.blogspot.com/2008/04/ikatan-kimia-terbaru.html

Kamis, 28 Oktober 2010

Cerpen Kimia: Nikel Aliansi Para Logam (iseng-iseng)

Ditulis oleh Halimah Pakot pada 17-04-2010
“Na..na…na…!! hmm…hmm….hmm…!!”gumam Nikel (Ni) pelan sambil berjalan hilir mudik didepan Besi (Fe) dan Krom (Cr). Mereka bertiga sedang menunggu manusia untuk membantunya membuat campuran logam tahan asam atau yang disebut Nikrom.
“Nikel..! kau bisa diam tidak? Dari tadi jalan terus hilir mudik kayak setrikaan, bentar lagi kita kan mau bantu manusia buat….apa sih?Krom! manusia tadi bilang apa ya, aku lupa lagi, kita-kita ini mau dipadukan lalu namanya perpaduan kita itu apa lupa lagi?”teriak Besi
“Campuran logam tahan asam! itu yang disebut Nikrom” jawab Krom
“Iya, itu…Nikrom, kau duduklah sebentar Nik, jangan hilir mudik mulu”
“Besi, aku gugup…aku kan baru sekarang mau dipadukan dengan kau dan si Krom, kalau dengan Tembaga dalam membuat koin/Monel aku sering” sahut Nikel (Ni)
“Iya duduk dulu, sebentar lagi manusia-manusia itu datang, tumben kau merasa gugup, biasanya juga kalau denganku bantu manusia membuat sendok makan biasa aja tuh” balas Besi
“Itukan sering Besi! Mendadak rewel sih kau ini, tapi ngomong-ngomong kau berapa % sih nyumbang tubuhmu buat Nikrom itu?”tanya Nikel sambil berhenti melangkah dan menatap kearah Besi
“Aku, Cuma 25%” sahut Besi balik menatap
“Kau Krom?berapa %?”Tanya Nikel lagi pada Krom
“15%lah ngapain banyak-banyak?”jawab Krom (Cr)
“Berarti aku yang paling banyak 60%”
“Gak papalah buat Monel juga kau 60% kan daripada Tembaga yang 40%, amal…nik,amal!”teriak Besi
“Amal sih amal, tapi lama-lama aku bisa habis juga”
“Mang sejak kapan sih, kau suka jadi aliansi para logam?”Krom yang bertanya
“Ya sejak manusia bernama Axel Crostedt tahun1751 menemukanku, sejak saat itu aku banyak diburu, selain pelapis logam tahan karat tentunya, aku bersama Tembaga memulai karier cie…karier, jadi mata uang di Amerika serikat dan Switzerland” jawab Nikel
“Wah, enak dong pernah  jadi mata uang negara Adi kuasa” komentar Krom
“Itu dulu, waktu jadi mata uang syiling ya, secara dia itu putih mengkilat ha..ha…” ejek Besi
“Gak bosan apa jadi aliansi para logam terus?” tanya Krom lagi
“Enggak sih, tapi selain jadi aliansi para logam sekali-kali aku juga suka jadi katalis reaksi adisi H2 dalam membantu manusia membuat mentega atau margarin”
“Oya, enak ya, tapi manusia-manusia itu pada kemana ya?kok belum datang juga sih?”kata Krom sambil berdiri melirik kesana kemari
“Iya nih, padahal ditempatku rasanya suhunya sudah mencapai 3005K, aku bisa mendidih nih” kata Nikel
“Ah masa, ditempatku adem-adem aja tuh” sahut Besi masih duduk acuh tak acuh
“Ya sudah, bagaimana kalau kita pulang dulu kerumah masing-masing entar kita kumpul lagi disini, oya Nik, aku tidak tahu rumahmu, bagaimana nanti menghubunginya?” Tanya Krom lagi
“Gampang Rumahku dekat Paladium sama Platina kok, jemput aja entar di kampung Sistem Periodik Unsur di gang 4 blok VIIIB nomor rumah 28” jawab Nikel
“Masih seblok sama aku, entar sama-sama aja lah jemputnya” sahut Besi lagi
“Boleh, oya aku lupa kata manusia selain membuat Nikrom kita juga kedepannya ada rencana buat baja Stainless Steel “sahut Krom
“Buat apa baja kayak gitu?” Tanya Besi
“Katanya sih buat pembuatan rel kereta api, senapan dan thank”
“Oh, ya sudah, aku juga mau membantu manusia membuat campuran logam electroplating dulu, nanti jangan lupa ya Krom jemput aku” kata Nikel


...

Proses Elektroplating Tembaga-Nikel-Khrom

Proses pelapisan tembaga-nikel-khrom terhadap logam ferro atau kuningan sebagai logam yang dilapis adalah satu cara untuk melindungi logam terhadap serangan korosi dan untuk mendapatkan sifat dekoratif. Cara pelapisan tembaga-nikel-khrom dengan metode elektroplating adalah sebagai berikut:Pelapisan menggunakan arus searah. Cara kerjanya mirip dengan elektrolisa, dimana logam pelapis bertindak sebagai anoda,sedangkan logam dasarnya sebagai katoda. Cara terakhir ini yang disertai dengan perlakuan awal terhadap benda kerja yang baik mempunyai berbagai keuntungan dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
a. Lapisan relatif tipis.
b. Ketebalan dapat dikontrol.
c. Permukaan lapisan lebih halus.
d. Hemat dilihat dari pemakaian logam khrom.
Pengerjaan elektroplating tembaga-nikel-khrom pada dasarnya terbagi atas tiga proses yaitu perlakuan awal, proses pelapisan dan proses pengolahan akhir hasil elektroplating.Proses elektroplating ini terdapat tiga jenis proses pelapisan yaitu yang pertama adalah pelapisan logam dengan Tembaga, lalu dilanjutkan dengan pelapisan Nikel dan yang terakhir benda dilapis dengan Khrom.
Pelapisan Tembaga
Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan, karena mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga digunakan untuk pelapisan dasar karena dapat menutup permukaan bahan yang dilapis dengan baik. Pelapisan dasar tembaga dipelukan untuk pelapisan lanjut dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan pelapisan akhir khrom.
gb7701
Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu lapisan dasar pada pelapisan baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang biasanya diikuti pelapisan nikel dan khrom. Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal untuk mendapatkan pelekatan yang bagus dan melindungi baja dari serangan keasaman larutan tembaga sulfat. Alasan pemilihan plating tembaga untuk aplikasi ini karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus yang tinggi.
Sifat-sifat Fisika Tembaga
1.Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
2.Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik
3.Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
4.Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
Sifat-sifat Kimia Tembaga
1.Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk oksida tembaga (CuO)
2.Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa, menurut reaksi : 2Cu + O2 + CO2 + H2O → (CuOH)2 CO3
3.Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4encer
4.Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
Cu + H2SO4 → CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2 3Cu + 8HNO3 encer → 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5.Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam. Untuk tipe alkali komposisi larutan dan kondisi operasi dapat dilihat pada tabel 2.3.
gb7712
gb7722
Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan strike dapat pula dipakai sebagai pembersih dengan pencelupan pada larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas yang banyak pada benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas. Larutan ini terutama digunakan pada komponen-komponen dari baja sebagai lapisan dasar, untuk selanjutnya dilakukan pelapisan tembaga dengan logam lain.
gb7731
Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating tembaga tebal, smentara proses Rochelle digunakan untuk menghasilkan pelapisan yang bersifat antara strike dan kecepatan tinggi. Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya berkurang melalui drag-out yaitu terikutnya larutan pada benda kerja pada saat pengambilan dari tanki tinggi disbanding larutan strike sebab kerapatan arus katoda dan efisiensi penting dalam kecepatan plating. Larutan Rochelle dan kecepatan tinggi dapat dioperasikan pada temperatur relatif tinggi.Komposisi larutan dan kondisi operasi untuk pelapisan tembaga asam dapat dilihat pada tabel 2.4.
Proses “Pengolahan Awal” adalah proses persiapan permukaan dari benda kerja yang akan mengalami proses pelapisan logam.Pada umumnya proses pelapisan logam itu mempunyai dua tujuan pokok adalah sifat dekorasi, sifat ini untuk mendapatkan tampak rupa yang lebih baik dari benda asalnya, dan aplikasi teknologi, sifat ini misalnya untuk mendapatkan ketahanan korosinya, mampu solder, kekerasan, sifat listrik dan lain sebagainya.Keberhasilan proses pengolahan awal ini sangat menentukan kualitas hasil pelapisan logam, baik dengan cara listrik, kimia maupu dengan cara mekanis lainnya.
Proses pengolahan awal yang akan mengalami proses pelapisan logam pada umumnya meliputi proses-proses pembersihan dari segala macam pengotor (cleaning proses) dan juga termasuk proses-proses pada olah permukaan seperti poleshing, buffing,dan proses persiapan permukaan yang lainnya.Untuk mendapatkan daya lekat pelapisan logam (adhesi) dan fisik permukaan benda kerja yang baik dari suatu lapisan logam, maka perlu diperhatikan cara olah permukaan dan proses pembersihan permukaan. Ketidaksempurnaan kedua hal tersebut di atas dapat menyebabkan adanya garisan-garisan pada benda kerja dan pengelupasan hasil pelapisan logam.




gb7741

Tokoh Kimia Subscribe to RSS feed

Jokichi Takamine, Pioner Kimiawan

Lahir : 3/11/1854
Wafat : 22/7/1922
Disiplin utama : Ilmu Kimia
Jokichi Takamine dilahirkan pada tanggal 3 November 1854 di Takaoka, Jepang. Ayahnya, Seichi, adalah seorang tabib seperti kebanyakan nenek moyangnya dalam keluarga Takamine. Tidak seperti teman sebayanya, Takamine belajar bahasa Inggris di usia yang masih sangat muda. Ia bersekolah di Osaka, Kyoto, dan Tokyo, lulus dari kampus sains dan tekhnik di Universitas Tokyo pada tahun 1879. Pada tahun tersebut, Pemerintah Jepang memilih Takamine sebagai satu dari 12 orang penerima beasiswa untuk mengejar studi lanjutan di Skotlandia di Universitas Glasgow dan Kampus Anderson. Ia kembali ke Jepang pada tahun 1883 dan bergabung di Departemen Agrikultur dan Perdagangan.
Pada tahun 1884, Takamine melakukan perjalanan pertamanya ke Amerika Serikat untuk mengikuti Pameran Katun ke 100, di mana ia bertemu dengan calon istrinya, Caroline Field Hitch. Mereka menikah pada tahun 1884 da memiliki dua anak. Keluarga ini lalu pindah ke Jepang, dan Takamine melanjutkan pekerjaan di Departemen Agrikultur dan Perdagangan sebagai Kepala Divisi Kimia hingga tahun 1887. Pada saat itu, ia membentuk perusahaan sendiri, Perusahaan Pupuk Buatan Tokyo, di mana ia selanjutnya mengisolasi enzim pencerna kanji, Takadiastase, dari sebuah jamur.
Pada tahun 1884, Takamine pindah ke Amerika Serikat secara permanen, menetap di Kota New York. Ia membuka laboratorium penelitiannya sendiri dan mengizinkan Parke, Davis & Company memproduksi Takadiastase secara komersial. Pada tahun 1901, ia mengisolasi dan memurnikan hormon adrenalin di laboratoriumnya, dan menjadi orang pertama yang menyelesaikan hormon kelenjar.
Selama sisa hidupnya, Takamine bepergian antara Amerika Serikat dan Jepang dan membuat kontribusi ilmiah yang nyata di kedua negara. Ia juga bekerja untuk meningkatkan pemahaman yang lebih baik antara dua negara dan turut berpartisipasi dalam sumbangan Jepang untuk amal ke Washington DC. Jokichi Takamine meninggal pada tanggal 22 Juli pada tahun 1922 di kota New York.


Carl Wilhelm Scheele, Seorang Apoteker Magang

carl-wilhelm-scheeleCarl Scheele dilahirkan pada tanggal 9 Desember 1742, satu dari tujuh bersaudara. Ia menerima sedikit  pendidikan formal dan tidak ada pelatihan apapun dalam sains. Di usia 14 tahun, Scheele menjadi apoteker magang di perusahaan Martin Anders Bauch di Gothenburg. Suplai bahan kimia yang ada di farmasi disediakan oleh Scheele dengan memulai berbagai penelitian dan penemuan. Ia juga mebuat sejumlah buku ilmiah yang sangat berguna saat ini. Pada tahun 1765, Bauch menjual bisnisnya, dan Scheele mengambil jabatan dengan Kjellstrøm di Malmö di mana ia kembali diizinkan bereksperimen. Pada tahun 1768, Sheele pindah ke Stockholm dan kembali bekerja di dunia farmasi. Di sini ia dan Anders Johan Retzius mengisolasi asam tartarat dari krim tartar. Hasilnya dipublikasikan pada tahun 1770.
Udara Api (Oksigen). Pada tahun 1775 Scheele pindah ke Uppsala di mana ia menjadi asisten di Laboratorium Lokk. Di sinilah Scheele menemukan Udara Api (oksigen) pada suatu masa sebelum tahun 1773. Ia menghasilkan udara api dengan beberapa cara. Pada metode yang pertama, ia mereaksikan (menggunakan penamaan modern) asam nitrat dengan garam abu  (KOH dan/atau K2CO3) yang membentuk KNO3). Menyuling residu yang didapat dengan asam sulfat yang menghasilkan NO2 dan O2. Pembentuknya diserap dengan Ca(OH)2 jenuh, meninggalkan oksigen (udara api). Ia juga memperoleh udara api dari pembakaran kuat HgO dan MnO2 dan dengan memanaskan perak karbonat atau raksa karbonat dan menyerap CO2 dengan alkali (KOH):
AgCO3(s) ->  Ag(s) + CO2(g) + O2(g)
Dikenali di Swedia. Pada tanggal 4 Februari 1775, Carl Scheele dipilih sebagai penerima beasiswa ke Akademi Sains Kerajaan. Penghormatan yang luar biasa ini (dengan dihadiri Raja Swedia) yang belum pernah diberikan (dan tidak pernah lagi) kepada murid farmasi.
Köping. Pada tahun 1775, Carl Scheele pindah ke Köping, Swedia di mana ia menerima jabatan sebagai pengawas farmasi. Sejak itu,  Scheele telah menerima berbagai tawaran untuk jabatan yang lebih baik di sekitar Swedia. Kota Köping pun tidak mau kehilangan warganya yang terkenal jadi mereka memberikannya industri farmasi sendiri, yang sebelumnya dimiliki oleh seorang apoteker bernama pohls yang telah wafat. Janda Pohls menetap di Köping untuk melengkapi kebutuhan Scheele. Sangat dipercaya bahwa Scheele tidak pernah bepergian dari Köping, tapi lebih senga mengejar karir ilmiahnya.
Permasalahan Komunikasi. Pada Abad ke 18 di Eropa, seni menyebarkan hasil kerja seseorangsangatlah primitif dibandingkan dengan sekarang. Seringkali ahli sains menggunakan surat pribadi yang menggambarkan hasil pekerjaannya dengan rekan sebaya di bidang yang sama. Scheele terisolasi dari literatur ilmiah meski ia berkomunikasi dengan Lavoisier yang mengirimkannya salinan dari bukunya. Menulis buku adalah cara yang terbaik untuk menyebarkan hasil, bagaimanapun, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan hasil yang cukup untuk menulis sebuah buku dan membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk mempublikasikannya. Itulah tragedi yang dialami Carl Scheele yang menemukan oksigen (udara api) dua tahun sebelum Priestley. Buku yang ditulis Scheele, Chemical Treatise on Air and Fire (Risalah Kimia pada Udara dan Api), belum dipublikasikan hingga tahun 1777, di mana pada ahli sains Eropa telah mengetahui penemuan Priestley untuk gas yang sama (udara deflogiston) pada tahun 1774. Ketika ia wafat, sangat sedikit yang diketahui tentang hidup Scheele, kemiskinan yang ia alami,udara dingin ketika ia bekerja, pergulatannya dengan penyakit dan kematiannya yang begitu cepat. Satu abad setelah kematiannya sebelum dua orang ahli, yang bekerja dengan catatan Scheele, paper dan surat-suratnya ditahan oleh Akademi Sains Kerajaan Swedia, dipublikasikan pada tahun 1892 sebagai Kontribusi Ilmiah yang Penting dari Carl Scheele.2.
Sebuah ‘kantong udara’ digunakan oleh Scheele
Sianida dan Janji pernikahan. Di Köping, Scheele membuat senyawa sianida, termasuk gas hidrogen sianida, bahkan menggambarkan rasanya!Ia juga mempelajari berbagai senyawa arsen. Tanpa ventilasi yang layak, Scheele sering terpapar dengan racun yang mematikan. Diduga paparan inilah yang merusak kesehatan Scheele secara serius dan memperpendek usianya. Scheele sadar dengan kesehatannya yang buruk dan ia menyebutnya sebagai “permasalahan semua apoteker”. Carl Scheele wafat di usia 43 pada tanggal 26 Mei 1786. Dua hari sebelum kematiannya, ia menikah dengan janda Pohls, sehingga janda ini mewarisi semua farmasi dan kepemilikannya.
Akhir yang Abadi
Tidak ada ahli kimia yang menemukan beberapa senyawa yang lebih sederhana daripada Scheele. Ia dipuji dengan:
-          Penemuan Oksigen, klor (yang ia sebut sebagai asam laut deflogiston), asam fluorida, silikon fluorida, asam sulfida, asam sianida.
-          Mengisolasi dan mngkarakterisasi gliserol, asam tartarat, asam sitrat, asam laktat, asam urat, asam benzoat, asam gallat, asam oksalat, laktosa, asam Prussia, asam arsenat, asam molibdat, asam tungstat, tembaga arsenit (yag dikenal sebagai hijau Scheele) untuk pertama kalinya.
-          Melaporkan pertama kali sifat cahaya pada garam perak (yang menjadi dasar fotografi modern)


Arne Tiselius, Pemenang Nobel Kimia tahun 1948 

: , , , , , , , ,


arne-tiseliusArne Wilhelm Kaurin Tiselius dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1902 di Stockholm. Stelah kehilangan ayahnya ketika ia masih kecil, keluarganya pindah ke Gothenburg di mana ia bersekolah dan setelah lulus dari Realgymnasium lokal pada tahun 1921, ia meneliti di Universitas Uppsala, khusus dalam ilmu kimia. Ia menjadi asisten peneliti di Laboratorium Svedberg pada tahun 1925 dan mendapatkan gelar doktornya pada tahun 1930 dengan tesis berjudul “The moving-boundary method of studying the electrophoresis of proteins” (Metode Batas Bergerak dalam Mempelajari Elektroforesis Protein) dipublikasikan di Nova Acta Regiae Societatis Scientiarum Upsaliensis, Ser. IV, Vol. 7, No. 4) dan ditunjuk sebagai Dosen (Asisten profesor) dalam Ilmu Kimia dimulai pada tahun 1930.
Selama periode 1931-1935, Tiselius mempublikasikan sejumlah paper mengenai fenomena adsorpsi dan difusi yang alami terjadi pada lempeng berbasis zeolit, dan penelitian ini dilanjutkan selama setahun kunjungan ke laboratorium H.S. Taylor di Princeton dengan bantuan Yayasan Beasiswa Rockefeller. Distimulasi oleh banyaknya kenalan dengan ahli biokimia Amerika dan Ahli kimia fisika selama kunjungan ini, sekembalinya Tiselius ke Uppsala merangkum ketertarikan pada protein, dan penerapan metode fisika pada permasalahan biokimia secara umum. Hal ini mengemuka di antara penelitian yang lain hingga banyak metode analisis elektroforesis yang diperbaiki , dan dipublikasikan dalam Transactions of the Faraday Society, 33 (1937) 524. Metode ini seperti diterapkan pada penelitian protein serum dan sejumlah permasalahan biokimia lainnya membuat Tiselius  dan sejumlah rekanannya terfokus selama beberapa tahun berikutnya. Pada tahun 1938, Tiselius mendapatkan beasiswa penelitian khusus lewat donasi kepada Universitas Uppsala oleh Major Herbert Jacobsson dan istrinya. Saat itu, disediakan tempat untuk profesor baru di Institut Kimia Fisika (Prof. Svedberg). Pada tahun 1946,biokimia didirikan menjadi departemen tersendiri dan pada tahun 1950-1952 mendapatkan gedung baru, yang sekarang menjadi Institut Biokimia.
Dengan kepemimpinan Tiselius, institut ini telah memberikan kontribusi pada pengembangan dan peningkatan sejumlah metode yang berguna dalam biokimia, seperti elektroforesis, khromatografi, partisi fase, filtrasi gel dan lain-lain. Metode ini telah diterapkan untuk mempelajari zat bermassa molekul besar, terutama protein dan enzim, tapi juga termasuk polisakarida (dekstran) dan asam nukleat. Selalu ada hubungan yang sangat dekat antara penelitian metodologi dan penelitian permasalahan khusus di mana metode tersebut bisa diterapkan. Tiselis mengambil peranan yang aktif dalam reorganisasi penelitian ilmiah di Swedia pada tahun-tahun terjadinya Perang Dunia II. Dia pun menjadi ketua Dewan Penelitian Sains Alam Swedia pada periode 1946-1950, dan juga ketua Komite Penelitian Himunan Kanker Swedia pada periode 1951-1955. Ia pun menjadi Kepala International Union of Pure and Applied Chemistry pada periode 1951-1955, menjadi Wakil Direktur Yayasan Nobel pada tahun 1947 dan menjadi Direktur sejak tahun 1960. Ia juga bekerja sebagai anggota Komite Nobel untuk Kimia sejak tahun 1946.
Ia menikah dengan Ingrid Margareta (Greta) Dalѐn pada tahun 1930, yang merupakan anak perempuan dari Hakim Kota Per Dalén of Gothenburg. Mereka memiliki dua anak: Eva (lahir tahun 1932) menikah dengan Dr. Torgny Bohlin, Lund; dan Per (lahir tahun 1934), seorang dokter di Rumah Sakit Akademik, Uppsala.
Arne Tiselius meninggal pada tanggal 29 Oktober 1971.


Geoffrey Wilkinson, kontribusinya besar bagi perkembangan Kimia Nuklir


geoffrey-wilkinsonGeoffrey Wilkinson, Pemenang Nobel Kimia 1973 menuturkan tentang kisah hidupnya.
Saya dilahirkan di Springside, sebuah desa yang dekat dengan Todmorden di Yorkshire sebelah barat pada tanggal 14 Juli 1921. Rumah di mana saya tinggal, bahkan hampir seluruh daerah desa telah dihancurkan oleh dewan kota lokal karena dianggap tidak layak untuk tinggal. Ayah saya, dan ayahnya, juga Geoffrey, adalah ahli tukang cat dan dekorator rumah, sedangkan anak bungsu dari 12 anak telah pindah dari Boroughbridge ke Yorkshire pada tahun 1880. Keluarga ibu saya adalah hidup dari bertani, tapi kebanyakan keluarga saya adalah tukang tenun di pabrik katun lokal, dan akhirnya ibu saya memang ikut menjadi tukang tenun ketika ia muda. Perkenalan pertama saya dengan kimia adalah di usia muda lewat kakak ibu saya yang tertua. Seorang pemain organ dan pemimpin vokal grup yang dinikahi kakak ibu saya itu memiliki perusahaan kimia kecil yang membuat garam Epsom dan garam Glauber untuk industri farmasi. Saya biasa bermain di laboratorium kecilnya, demikin juga ikut bepergian dengannya ke berbagai perusahaan kimia.
Sebagai anak tertua dari tiga bersaudara, saya dididik di sekolah primer dewan kota, dan setelah memndapatkan beasiswa kabupaten pada tahun 1932, saya pergi ke SMP Todmorden. Sekolah kecil ini memiliki catatan prestasi sekolah yang luar biasa, termasuk dua penerima Nobel dalam 25 tahun. Saya diajar oleh guru fisika Sir John Cockroft, tapi fisika tidak pernah menjadi mata pelajaran kesukaan saya.
Pada tahun 1939, saya mendapatkan beaasiswa dari Kerajaan Inggris untuk belajar di Kampus Sains dan Tekhnologi Imperial, di mana saya lulus dari sana pada tahun 1941. Karena waktu itu sedang terjadi perang, saya diarahkan untuk tetap di tempat dan melakukan penelitian di bawah bimbingan pendahulu saya, Professor H.V.A. Briscoe. Pada akhir tahun 1942, Professor F.A. Paneth melakukan rekrutmen ahli kimia muda untuk proyek energi nuklir di mana saya bergabung. Saya pun dikirim ke Kanada pada bulan Januari tahun 1943 dan tetap di Montreal dan selanjutnya di Chalk River hingga saya meninggalkannya pada tahun 1946.
Karena terpesona oleh prospek Kalifornia, saya melamar, dan diterima oleh Professor Glenn T. Seaborg. Selama empat tahun berikutnya di Berkeley, saya terikat untuk mempelajari taksonomi nuklir dan membuat banyak isotop neutron yang tidak sempurna menggunakan siklotron Laboratorium Radiasi.
Pada kunjungan ke Inggris pada tahun 1949, Briscoe menyarankan saya bahwa saya tampaknya tidak mungkin mendapat posisi akademik di Inggris di bidang kimia nuklir, jadi saya pergi sebagai Asosiasi Penelitian ke Institut Tekhnologi Massachusetts pada tahun 1950, saya memulai ketertarikan sebagai mahasiswa- terhadap kompleks logam transisi seperti karbonil dan kompleks olefin.
Pada tahun 1951, saya ditawarkan beasiswa asisten Profesor di Universitas Harvard, terutama karena latar kimia nuklir saya. Saya di Harvard dari bulan September 1951 hingga saya pindah ke Inggris pada bulan Desember 1955, dengan cuti panjang selama sembilan bulan di Kopenhagen bekerja di laboratorium Professor Jannik Bjerum sebagai penerima beasiswa John Simon Guggenheim. Di Harvard, saya masih melakukan penelitian nuklir mengenai fungsi eksitasi untuk proton pada kobalt, tapi saya pun sudah meneliti kompleks olefin, sehingga saya diutamakan untuk hadir merayakan penelitian Kealy dan Pauson terutama tentang disiklopentadieniliron di alam pada awal 1952.
Pada bulan Juni 1955, saya ditunjuk menjadi ketua Kimia Anorganik di kampus Imperial di Universitas London, yang mana pada waktu itu jabatan ini adalah satu-satunya posisi yang ditawarkan di Inggris dan saya mengambilnya pada bulan Januari 1956. Saya pernah di kampus dan bekerja di dalamnya, dengan beberapa kenalan mahasiswa dan rekanan pasca doktoral, kebanyakan hampir mengenai kompleks logam transisi. Saya banyak tertarik dalam kimia kompleks ruthenium, rhodium dan rhenium, dalam senyawa hidrokarbon tidak jenuh dan dengan logam yang berikatan hidrogen. Selanjutnya pekerjaan ini mengarah kepada reaksi katalitik homogen seperti hidrogenasi dan hidroformilasi olefin.
Pada tahun 1952, saya menikahi Lise Sølver, satu-satunya putri profesor Profesor dan Nyonya Svend Aage Schou, yang menjadi Rektor Sekolah Tinggi Farmasi Denmark dan kami memiliki dua putri.
Sir Geoffrey Wilkinson wafat pada tanggal 26 September 1996.




Johann Wilhelm Ritter, penemu sel baterai kering

Johann-Wilhelm-RitterLahir : 16 Desember 1776 di Samitz bei Haynau, Silesia.
Wafat : 23 Januari 1810 di Munich, Jerman
Johann Wilhelm Ritter menemukan ujung spektrum ultraviolet, membuat sel baterai kering pertama pada tahun 1802 dan baterai penyimpanan pada tahun 1803. Kontribusinya yang sangat penting adalah elektrokimia yang dikembangkan pada tahun 1798. Ritter adalah orang pertama yang membuat hubungan yang jelas antara galvanisme dan reaktivitas kimia. Ia adalah penemu tekhnik elektroplating yang terkenal. Sebagai tambahan, ia juga menjadi terkenal karena menjadi pionir dalam elektrokimia.
Johann Wilhelm Ritter dilahirkan di Samitz, Silesia (kemudian Jerman, sekarang Chojnow, Polandia) pada tanggal 16 Desember 1776. Ia memulai karirnya sebagai ahli farmasi di Liegnitz, Silesia, di mana ia bekerja dari tahun 1791 hingga 1795. Bekerja magang sebagai apoteker di Liegnitz di usia 14 tahun, Ritter mengembangkan ketertarikan dalam bidang kimia melebihi bidang ilmiah lainnya. Ketika mewarisi sejumlah uang lima tahun kemudian, ia mampu meninggalkan pekerjaannya dan mendaftar di Universitas Jenna. Pada tahun 1796, iapergi ke Universitas Jenna untuk mengejar ketertarikannya dalam bidang ilmiah. Di ana ia mempelajari kedokteran, menetap sebagai pengajar setelah lulus, hingga mendapat gelar Duke Saxe-Gotha pada tahun 1802. Ketika menjadi profesor di Universitas Jena (1803-1804) ia adalah seorang ahlil sains yang agresif. Ia terlibat dengan filosofi kimia karena kebanggaan Jerman. Ia sangat mendukung teori flogiston yang dicetuskn Becher dan Stahl (juga didukung oleh Priestley dari Inggris) yang membawanya ke dalam perdebatan filosofi Lavoisier yang mengurangi ilmu kimia ke dalam sesuatu yang bisa diukur.
Ritter mengabdikan seluruh usahanya untuk mempelajari listrik dan elektrokimia. Pada tahun 1800, hanya dalam hitungan bulan setelah ahli kimia Inggris William Nicholson berhasil dalam menguraikan air menjadi hidrogen dan oksigen dengan elektrolisis, Ritter mengulangi percobaan tapi mengubah elektroda sehingga ia bisa mengumpulkan dua gas secara terpisah, sehingga memperbaiki percobaan Carlisle dan Nicholson. Pertanyaan yang membingungkan antara para ahli pada saat itu adalah bagaimana rangkaian kesatuan ini bisa diukur dapat membuat rangkaian lain yang bisa diukur dengan pergerakan yang mudah antara rangkaian. Yakni, bagaimana oksigen dan hidrogen bergerak melewati air dan tampak di elektroda yang lain? Ritter menjawab pertanyaan membingungkan ini dengan menyatakan bahwa air diubah menjadi hidrogen pada elektroda negatif, sedangkan air menjadi oksigen pada elektroda positif dengan adanya listrik. Alasannya yang lebih jauh adalah karena air tidak terurai dengan listrik, tapi tergalvanisasi menjadi hidrogen dan oksigen yang merupakan senyawa penyusun air, dan listrik positif dan negatif. Para ahli sejarah telah mencoba untuk menetapkan tanpa adanya keberhasilan mengapa Ritter membuat pernyataan sederhana ini yang melibatkan air dan listrik ketika data dari percobaannya sendiri tidak pernah dibenarkan oleh mereka. Pernyataan ini juga dibuat ketika kolega ilmiahnya melawan ide tersebut yang telah ia kembangkan.
Tak lama setelah itu, ia menemukan proses elektroplating. Pada tahun 1800, Ritter mengamati bahwa ia bisa mendapatkan logam yang menempel di tembaga yang merupakan usaha elektroplating yang pertama. Ia juga mengamati bahwa sejumlah logam terdeposit dan sejumlah oksigen dihasilkan selama proses elektrolisis yang tergantung pada jarak antara elektroda. Ia belajar bahwa semakin dekat jarak antar elektroda, semakin besar efeknya. Konsep dasar elektrolisis dan elektroplating ini ditemukan oleh Ritter dan pada saat yang sama, bahkan pada beberapa hal, jauh lebih awal sebelum percobaan Carlisle dan Nicholson, Cruickanks atau Davy. Pada tahun 1801, ia mengamati arus termoelektrik dan mengantisipasi penemuan termoelektrik oleh Thomas Johann Seebeck.
Dengan dorongan dari Alexander von Hunboldt, ia memulai percobaan galvanisme. Ia telah dipuji untuk listrik yang terkait dengan galvanisme, dan ia mendukungnya dengan data dari percobaannya. Johann Wilhelm Ritter yang mendukung Galvani percaya bahwa fenomena listrik galvanik dapat terjadi pada tubuh hewan adalah dirinya sendiri dan beberapa pionir galvanisme di Jerman. Ketika arus galvanik diperdebatkan dan dipertanyakan sebagai fenomena listrik, Ritter membuktikannya secara eksperimen. Ia belajar bahwa ia menempelkan selempeng emas pada masing-masing ujung dua kawat yang terhubung lapisan Voltaik, daun-daun akan saling tarik menarik ketika saling didekatkan. Ketika daun-daun saling menempel, sirkuit listrik akan tertutup.
Pada tahun 1801, ketika menggunakan rangkaian yang terdiri dari 100 sel, Ritter memperhatikan bahwa otot merespon secara berbeda bila ia mengubah kecepatan amplitude stimulus. Ketika ia meningkatkan arus perlahan-lahan, tidak ada kontraksi yang terjadi, tapi bila ia meningkatkan mplitude stimulus dengan cepat, otot pun berkontraksi. Lantas ia menyimpulkan bahwa amplitudo stimulus harus bertambah dengan cepat untuk mengkontraksikan otot. Metode peningkatan atau engurangan muatan listrik pada saat itu adalah juga untuk menambah atau mengurangi lapisan logam pada rangkaian. Pekerjaan Ritter untuk menyiapkan rangkaian untuk Georg Ohm selanjutnya mengukuhkan hubungan antara arus, kekuatan elektromotor dan hambatan. Dalam satu percobaannya, Ritter melewatkan arus pada rangkaian dengan menggunakan tangannya, dan mengamati perilaku arus tersebut. Ketika arus bertambah dengan cepat dalam amplitudo, tangannya menahan kutub negatif yang sedikit menjadi keras sementara tangan yang lain tidak mengeras. Pengamatan respon fisiologi ni tidak diperhatikan oleh koleganya yang menjaga bahwa arus dari sel galvanik hanya membantu nutrisi. Tidak hanya Pfluger yang mengumumkan pada tahun 1859 bahwa jaringan di bawah kutub negatif baterai galvanik terinduksi meningkatkan eksitabilitas (katelektrotonus), dan jaringan di bawah kutub positif dengan eksitabilitas berkurang (anelektrotonus) adalah pengamatan Ritter pada polaritas galvanik negatif yang telah dijelaskan.
Ritter sangat dikenal atas penemuannya untuk spektrum ultraviolet pada tahun 1801. Saat itu di mana seorang ahli astrofisika Sir Herschel menemukan radiasi yang melebihi range spktrum merah, sinar infra merah. Sangat kuat dipengaruhi oleh pandangan filosofi Romantisisme dan Filosofi alam, ia percaya pada prinsip polaritas di alam dan setelah penemuan Herschel akan radiasi inframerah, ia berhipotesis adanya kemungkinan polaritas dalam spektrum dan berhasil melihat radiasi tak tampak yang melebihi violet. Pada tahun 1801, ia melakukan percobaan dengan perak klorida (AgCl). Senyawa kimia ini terurai dengan cahaya, membebaskan perak yang menghasilkan zat tak berwarna yang berubah menjadi hitam. Reaksi ini adalah dasar fotografi pradigital. Dalam ilmu kimia saat itu, terdapat rumor bahwa cahaya biru lebih efisien dalam menginisisasi perubahan kimia daripada cahaya merah. Ritter mencoba untuk mengukur kecepatan di mana perak klorida terpecah dengan warna yang berbeda. Ia membuktikan bahwa cahaya biru meman lebih efisien daripada cahaya merah. Ia terpesona, bagaimanapun, reaksi yang penuh semangat itu terjadi di daerah sekitar violet di mana tidak terlihat apapun. Radiasi baru ini secara orisinal disebut Sinar Kimia tapi sekarang disebut ultra violet (melebihi violet). Penerimaan penemuan ini dhalangi oleh gaya Ritter yang sulit dipahami dan kecenderungannya untuk mencampurkan spekulasi dengan pengmatan ilmiah. Penemuannya atas radiasi ultraviolet secara independen juga penemuan Wolaston, juga pada tahun 1802. Ritter juga membuat kontribusi pada spektroskopi.
Ritter ditunjuk ke Pengadilan Gotha pada tahun 1801, dan pada tahun 1802 ia meninggalkan Universitas Jena ke Universitas Gotha (sejauh 40 mil). Sambil memberikan kuliah privat, ia melanjutkan penelitiannya dalam galvanisme yang didukung oleh Duke Ernst von Schsen Gotha. Penelitian utamanya selesai dalam elektrokimia dan elektrofisiologi pada tahuntahun 1803 dan 1804 di Gotha. Ia mengajukan teori elektrokimia dan mendemonstrasikan gerakan tarik-menarik dan tolak-menolak muatan listrik. Ia mampu mengisolasi unsur kalium.
Pada tahun 1802, ia mengembangkan baterai sel kering dari usahanya dengan sel elektrolisis. Ia menemukan bahwa kombinasi yang baru ini bekerja seperti rangkaian Volta untuk mengisi wadah Leyden, dan melanjutkan fungsi yang sama dengan baik selama enam tahun. Rangkaian Volta bekerja hanya selama 15 hingga 20 menit sebelum kehabisan tenaga. Ritter lagi-lagi tidak mempublikasikan penelitian pada ranngkaian kering ini karena ia menyatakan bahwa dua bulan penelitiannya mebutuhkan dua tahun penulisan hasilnya.
Ia meneliti rangkaian kering karena rangkaian Volta menguap setelah beberapa hari sebagaimana dilanjutkan untuk menunjukkan aktivitas pada elektroskop. Rangkaian kering tidak membutuhkan banyak kelembaban. Rangkaian keringnya disebut juga rangkaian pengisi muatan, dan terdiri dari satu logam dengan lempengan yang terpisah oleh kesatuan kain flannel atau kertas karton yang cukup lembab dengan cairan yang tidak bereaksi kimia dengan logam, yang melingkar. Ketika ujung rangkaian terhubung dengan kutub rangkaian Volta, rnagkaian ini mengambil muatan dan ketika mengisi muatannya, dapat diganti dengan rangkaian Volta tanpa terhubung dengan sumber energi. Rangkaian pengisi muatan Ritter dapat tetap bermuatan selama lima menit tanpa menimbulkan kilat, setrum, dan menguraikan air. Ia lalu memodifikasi dan memperbaiki rangkaian pengisi muatannya. Pada satu kesempatan, ia mengatur 32 tembaga dan lembar kertas karton dalam tiga rangkaian. Dua dari rangkaian tersebut mengandung 16 lempeng tembaga dengan rangkaian antara terdiri dari 32 lembar kertas karton. Ia pun membangun rangkaian pengisi muatan sehingga lempengan bisa diubah, menggunakan 31 lempeng tembaga dan sesekali ia menggunakan 64 hingga 128 lempeng tembaga dengan kertas karton yang sama. Ia lalu mengunakan rangkaian barunya untuk mengamati penguraian air, dan efek fisiologisnya, setrumnya dan tegangan listriknya.Hasil percobaan dan rangkaian pengisian muatan yang dimodifikasi dipublikasikan. Rangkaian tersebut dikenal sebagai rangkaian Ritter setelah ia wafat. Rngkaian terbesarnya terdiri dari 2000 lempeng. Penemuan ulang rangkaian kering yang berhasil oleh yang lain menghasilkan sebuah sel yang berfungsi seperti halnya rangkaian Ritter.
Pada tahun 1805, Ritter pindah ke Munich untuk mengambil jabatan di Akademi Sains Jerman, dan publikasinya mengenai listrik, sebagian di atas pada tahun 1796, memenangkan beasiswa di Akademi Sains Munich pada tahun yang sama. Di Munich ia terlibat dengan percobaan dengan pembagian batang dan pendulum, yang ia lawan, memiliki listrik dari polaritas listrik tersembunyi . Ritter mengklaim bahwa ia telah menemukan bentuk lain dari polaritas listrik bumi yang disebabkan oleh adanya polaritas magnet. Ia menjaga efek penemuan terbarunya dapat didemonstrasikan dengan menahan jarum emas dengan posisi tertentu.
Paper ilmiahnya dipublikasikan selama penelitiannya di Universitas Liegnitz, dan Jena dan Akademi Sains Jerman di Munich. Pada tahun 1798, ia mempublikasikan Beweiss, Dass Ein Bestandiger Galvanismus den Lebensprozess im Tierreich Begleitet. Ia mempublikasikan Beitrage zur Naheren Kenntnis des Galvanismus, Das Electrische Septem des Korpers pada tahun 1805, dan Physikalisch-Chemische…, sebanyak 3 volumes, pada tahun 1806. Di usia 20 tahun, ia bekerja sebagai peninjau publikasi Alexander von Humboldt, dan di usia 23 tahun ia mempublikasikan bukunya sendiri tentang galvanisme, dan ia mendukung Goethe dalam mendirikan laboratorium sains.
Oersted berusaha mengulangi percobaan Ritter, tapi tidak pernah berhasil. Penelitian Ritter di akhir tahun 1805 dipertanyakan oleh para ahli kimia, dan selama bagian terakhir dari hidupnya, ia meraih reputasi yang tidak dapat diandalkan. Usahanya untuk memasuki sains gaib mempengaruhi pekerjaannya yang terakhir, dan percobaan semacam itu telah menghancurkan reputasi ilmiah Ritter sebagai ahli sains yang kompetitif. Karena percobaan-percobaan ini dan klaim yang belum pernah dibuktikan, maka para ahli sejarah pun telah mengabaikan penelitian Ritter antara tahun 1806 dan 1810. Meski kritik terus menghunjam, ia tetap melanjutkan eksperimennya, tetapi karir ilmiahnya telah berakhir. Bahkan ketika di puncak karir, penelitian ilmiah Ritter tidak jelas karena kesulitan yang ditemui oleh para ahli sains lannya dalam membaca dan menginterpretasikan penemuannya. Percobaannya dianggap tidak praktis dan ditulis dengan gaya yang diputarbalik yang membuat pembacaan dan pemahaman sulit untuk beberapa kasus.
Penyakit dan masalah keuangan mulai datang dalam hidupnya. Kematiannya yang cepat di Munich pada tanggal 23 Januari 1810, di usia 34 tahun disebabkan oleh kerja terus menerus, kesedihan dan kesulitan hidup.
http://www.geocities.com/bioelectrochemistry/ritter.htm
 

Henry Edward Schunck, Ahli Kimia dari Manchester yang terkenal

Henry-Edward-SchunckHenry Edward Schunck dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1820, satu dari tujuh anak Martin Schunck, yang pindah dari Malta ke Manchester pada tahun 1808. Martin adalah pemilik toko yang sukses dalam bisnis tekstil dan Edward (ia tidak pernah menggunakan nama pertamanya) diharapkan dapat meneruskan bisnis keluarga. Edward dididik secara privat di Manchester dan diperkenalkan dengan kimia praktis oleh William Henry (1774 -1836), pembimbing hukum kelarutan gas. Pendidikan lebih lanjut adalah di Berlin dengan Magnus dan Rose, dan dikkuti dengan gelar Ph.D. dengan Justus von Liebig di Giessen. Kembali ke Inggris pada tahun 1842, Edward menjadi manajer pabrik di Belfield, di daerah pinggiran Rochdale, bleaching dan pencetakan kain mori mentah. Tapi setelah beberapa tahun, ia melepaskan pekerjaan tersebut, dan kesuksesan keluarga membuatnya mampu hidup sebagai ahli sains dermawan dan terhormat.
Paper ilmiah pertamanya (sekitar 200 halaman) dipublikasikan pada tahun 1841 dan membahas asam khrissamat, sebuah hasil reaksi nitrasi kayu gaharu, yang bisa digunakan sebagai pewarna. Ketika masih di Giessen, ia menguji sebangsa tumbuhan lumur, dan selanjutnya mampu mengisolasi dan mengenali asam lekanorat, asam erithrat, asam orsellinat, yang merupakan prekursor sumber pewarna ungu pada lumut.
Penelitian utama adalah pada madder (pohon anggur eropa dan asia yang daunnya berduri dan bunganya kecil kecil berwarna kuning kehijau hijauan) yang dimulai pada tahun 1846 dan menjadi pekerjan Edward selama satu dekade. Ia mengisolasi prekursor warna rubian, yang belakangan dikenal sebagai asam rubieritrat, dan mempelajari komponen warna alizarin dan purpurin dan senyawa lainnya yang masih belum dikenali dengan baik. Hal ini mengarah pada penggunaan spektroskopi absorpsi visual sebagai alat analisis.
Sekitar tahun 1855, Edward kembali memusatkan perhatiannya ke indigo, meneliti prekursor warna yang terkandung dalam woad (tanaman bunga dengan nama Isatis tinctoria), yang ia isolasi dengan susah payah, yang menghasilkan senyawa bernama isatan A yang tidak stabil yang disebutnya sebagai indican. Ketidakstabilan ini mengarahkan penelitian untuknya mengembangkan evaporator lapis tipis yang pertama. Ia sangat tertarik dengan produksi indigo dan indirubin dari air seni.
Pada tahun 1879 ia menyelidiki warna ungu pada kerang spesies Nucella lapillus yang ditemukannya di Hastings dan spesies Purpura pansa dari Nikaragua , dan menunjukkan bahwa pigmen warnanya menyerupai indigo tapi tidak identik.
Baru tiga puluh tahun kemudian ditunjukkan bagaimana molekul tersebut ternyata mengandung brom yaitu 6,6′-dibromoindigo.
Pada tahun 1883 ia memulai penelitian panjangnya pada klorofil dan setelah bertahun-tahun baru bisa menunjukkan bahwa secara struktur, klorofil menyerupai hemogloin.
Edward Schunck meninggal di rumahnya “The Oaklands” di Kersal pada tanggal 13 Januari 1903 dan dikubur di gereja setempat St. Pauls. Bagian di halaman gereja ini telah ditumbuhi rumput dengan ceat dan dengan adanya pengurangan atau vandalisme, batu pusaranya telah rusak karena ukirannya yang sudah tidak dapat dibaca lagi.