Kamis, 21 Oktober 2010

batre kancing


Membuat Saklar Sederhana

Arus berasal dari elektron yang melompat secara terus menerus dari satu atom ke atom yang lainnya. Arus listrik ini mengalir melalui kabel yang ada di rumahmu. Baterai juga menghasilkan arus listrik untuk digunakan pada mainanmu, lampu senter, ataupun radio jinjing. Tapi taukah kamu, kita bisa memutus dan menyambungkan arus listrik tersebut?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Tiga kabel yang cukup panjang
2.Dua buah paku payung (hati-hati, mintalah bantuan orang dewasa)
3.Penjepit kertas
4.Gunting (hati-hati, mintalah bantuan orang dewasa)
5.Karton berukuran 4cm x 5cm
6.Baterai 9 volt
7.Kancing baterai
8.Bola lampu yang kecil

Cobalah Ini:
Selipkan paku payung pada salah satu ujung penjepit kertas. Pasang kedua paku payung itu pada karton, pastikan penjepit kertasnya dapat menyentuh kepala paku payung yang lainnya. Bengkokkan sedikit penjepit kertasnya ke atas. Kelupas plastik pada masing-masing ujung kabel dengan menggunakan gunting. Lilitkan dua ujung kabel yang berbeda pada kedua paku payung. Lalu pasang salah satu ujung kabelnya dan salah satu ujung kabel yang ketiga pada lampu. Pasangkan ujung kabel yang tersisa pada kancing baterai. Cobalah tekan penjepit kertas yang membengkok agar menyentuh paku payung secara berulang-ulang, apa yang terjadi pada lampu ketika penjepit kertas tidak menyentuh paku payung, dan apa yang terjadi ketika penjepit kertas menyentuh paku payung?

Apa yang terjadi?
Ketika penjepit kertasnya tidak menyentuh paku payung, maka arus tidak dapat mengalir melalui rangkaian dan lampu tidak dapat menyala. Tapi ketika penjepit kertasnya menyentuh paku payung, arus listrik akan mengalir melalui penjepit kertas dan paku payung, sehingga lampu akan menyala. Dengan cara inilah kita dapat memutus sambung arus listrik.

Membuktikan Hukum Interaksi Magnet

Setiap magnet memiliki dua buah kutub, utara (N) dan selatan (S). Kutub ini merupakan daerah dengan gaya magnet yang paling kuat. Kamu tentu tahu bahwa banda-benda tertentu dapat ditarik magnet. Seperti besi. Tapi bagaimana dengan kutub magnet sendiri? Bagaimanakah interaksi mereka?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Magnet batang dengan kutub yang belum diketahui
2.Magnet U dengan kutub yang sudah diketahui
Cobalah Ini:
Ambillah sebuah magnet batang polos dan sebuah magnet U yang telah diketahui kutubnya. Biasanya, lambang kutub tersebut tertera di ujung magnet U. Cobalah dekatkan salah satu ujung magnet batang ke salah satu ujung magnet U yang bertuliskan N. Apa yang terjadi? Sekarang, cobalah dekatkan ujung magnet batang tadi ke ujung magnet U yang bertuliskan S. Apa yang terjadi?
Lakukanlah kembali dengan ujung magnet batang yang lain.

Apa yang terjadi?
Apakah kamu tahu bahwa dalam setiap magnet, apabila dua kutub yang sama didekatkan, maka magnet tersebut akan saling tolak menolak. Tapi jika dua kutub yang berbeda didekatkan, maka magnet tersebut akan saling tarik-menarik.
Cobalah kamu tuliskan huruf N pada salah satu ujung magnet batang yang ditarik oleh ujung magnet U bertuliskan S. Atau pada ujung magnet batang yang ditolak oleh ujung magnet U bertuliskan N. Sehingga ujung magnet batang yang lainnya akan menjadi kutub selatan, tuliskanlah huruf S disana.

Mengapungkan Benda Berat

Sebuah benda yang biasanya tenggelam, bisa terapung lho! Kamu juga bisa melakukan ini sendiri dengan percobaan ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu batang jarum
2.benang sepanjang 30 cm
3.Wadah berisi air
Cobalah Ini:
Coba kamu letakkan secara perlahan-lahan jarum diatas permukaan air. Apa yang terjadi dengan batang jarum?
Sekarang, bentuklah benang menyerupai huruf u. Tempelkanlah bagian lengkungannya pada pinggiran luar dari wadah berisi air. Posisikan benang diatas wadah dengan sejajar satu sama lain. Letakkan jarum diatas dua helai benang, usahakan agar seimbang. Turunkan perlahan-lahan ke permukaan air. Biarkan hingga benang sedikit tenggelam, kemudian geser benang dengan sangat perlahan. Jarumnya mengapung!

Apa yang terjadi?
Ketika kamu meletakkan jarum begitu saja, jarum akan tenggelam. Itu karena gaya tegang permukaannya langsung melemah dan saling terlepas. Namun, dengan bantuan benang, ketika jarum menyentuh permukaan, gaya tegang permukaannya tidak langsung terlepas dan melemah begitu saja. Sehingga gaya tegang tersebut masih mampu menahan jarum di permukaan.

Membuat Magnet Sendiri

Kamu tahu bahwa magnet memiliki daerah interaksi terkuat bernama kutub? Pada beberapa magnet, ditemukan bahwa kutub tersebut berada pada ujung-ujung magnet. Bagaimana dengan magnet donat? Dimanakah kutubnya berada?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah magnet donat
2.Magnet dengan ujung-ujung yang sudah diketahui
3.Pinsil

Cobalah Ini:
Pegang dengan erat magnet donat pada tangan kananmu. Lalu ambil magnet dan dekatkan salah satu ujungnya ke magnet donat. Dengan perlahan, carilah posisi dimana ujung magnet tertarik atau tertolak oleh magnet donat. Maka daerah tersebut bisa kita katakan sebagai kutubnya.
Cobalah dekatkan ujung magnet berkutub utara (N) perlahan ke kutub magnet donat yang telah kita dapatkan tadi. Daerah yang menolak ujung magnet tersebut akan menjadi kutub utara magnet donatnya. Sedangkan yang tertarik menjadi kutub selatannya.
Kali ini, cobalah untuk memasukkan pinsil kedalam lubang magnet donat. Lalu, masukkan magnet donat yang lainnya dengan posisi kutub yang sama saling berhadapan. Apa yang terjadi? Cobalah untuk membuat pinsilnya tegak. Apakah magnet donat yang atas akan jatuh menimpa magnet donat dibawahnya?

Apa yang terjadi?
Ternyata, Pada magnet donat, kutub-kutub magnetnya tidak berada pada ujungnya. Karena magnet donat tidak memiliki ujung. Melainkan terdapat pada permukaan atas dan bawah dari magnet donat, yang membentuk huruf O.
Pada saat dipasang pada pinsil, magnet donat yang diatasnya tidak akan jatuh menimpa magnet donat yang berada dibawahnya. Karena kedua kutubnya saling berhadapan dalam posisi tolak menolak.

Polarisator

Kamu mungkin pernah mendengar yang namanya polarisator. Kira-kira seperti apa sih fungsi polarisator itu?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Polarisator
2.Senter
3.Ruang gelap
Cobalah Ini:
Pastikan ruangan tempat kamu melakukan ini cukup gelap. Posisikan polarisator dalam posisi horisontal. Kemudian arahkan cahaya dari senter ke polarisator. Perhatikan pola bayangannya.
Sekarang posisikan polarisator dalam posisi vertikal. Kemudian arahkan cahaya dari senter ke polarisator. Perhatikan posisi bayangannya.
Jika sulit melihatnya, coba kamu mengintip menggunakan polarisator pada posisi horisontal dan vertikal secara bergantian. Apakah kamu melihat ada perbedaan dari yang kamu lihat?

Apa yang terjadi?
Cahaya merupakan bentuk gelombang elektromagnetik yang saling tegak lurus. Polarisator berfungsi untuk menyeleksi cahaya yang melewatinya. Ketika kamu memposisikan polarisator horisontal atau vertikal, kamu berarti menyeleksi cahaya horisontal atau vertikal yang melewatinya.

Seberapa Kuatkah Magnet?

Magnet memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Tapi kamu tidak dapat mengatakan seberapa kuat magnet itu hanya dengan melihatnya. Cobalah dengan eksperimen ini. Apakah semua magnetmu memiliki kekuatan yang sama.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. 3 Buah Magnet dengan bentuk berbeda
2. Penjepit Kertas
3.Beberapa kertas atau karton dengan ketebalan berbeda

Cobalah Ini:
Cobalah letakkan penjepit kertas pada jarak tertentu dari magnet. Perlahan-lahan, dekatkan magnet hingga penjepit kertas dapat ditarik. Apakah kamu merasakan seberapa kuat tarikannya? Cobalah dengan menggunakan magnet lainnya. Manakah magnet yang mampu menarik penjepit kertas dengan jarak yang paling jauh?
Sekarang, lakukan kembali percobaan yang pertama. Tapi, letakkanlah kertas/karton diantara magnet dan penjepit kertas. Apakah yang kamu rasakan ketika penjepit kertas tertarik oleh magnet? Apakah terasa lebih kuat, atau lebih lemah? Bagaimana dengan jarak tarikannya, apakah makin jauh atau makin pendek?

Apa yang terjadi?
Gaya magnet adalah gaya yang tidak terlihat. Gaya ini akan “menarik” atau “menolak” benda. Magnet memiliki kuat gaya yang berbeda-beda. Semua itu tergantung pada bentuk dan ukuran magnet, bahan yang digunakan, atau bagian dari magnet yang digunakan.
Berdasarkan kekuatannya, kamu mungkin tidak dapat merasakan kekuatan magnetnya hanya dengan menggunakan 1 magnet. Tapi ketika kamu menggunakan magnet yang lain, kamu baru dapat membedakan kekuatan magnetnya. Selain itu, kamu mungkin baru akan dapat merasakan perbedaanya ketika menggunakan kertas/karton. Tapi, kertas/karton itu sendiri tidak mempengaruhi gaya megnetnya. Sehingga hanya jarak pisahnyalah yang mempengaruhi interaksi tersebut

Rangkaian Seri dan Paralel

Arus listrik harus mengalir dalam suatu rangkaian tertutup untuk dapat berkerja. Ada dua macam rangkaian tertutup, seri dan paralel. Rangkaian seri adalah rangkaian yang terdiri dari satu arah lintasan yang lurus dan tidak bercabang. Sedangkan rangkaian paralel adalah rangkaian yang terdiri dari banyak arah lintasan dan bercabang.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. 4 buah kabel 30 cm
2. 2 bola lampu kecil dan soketnya
3. 2 baterai 9 volt
4. 2 kancing baterai

Cobalah Ini:
Rangkaian Seri
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Bandingkanlah kedua nyala lampu tersebut.
Gambar 1 Gambar 2
Rangkaian Paralel
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Bandingkanlah kedua nyala lampu tersebut
Gambar 3 Gambar 4

Apa yang terjadi?
Salah satu komponen yang dibutuhkan oleh lampu untuk bisa menyala adalah tegangan. Semakin banyak kita menambah tegangan, maka lampu dapat menyala semakin terang. Ketika kita membuat rangkaian 1 (seri), kita membuat seri 2 lampu, sedangkan baterai yang dipakai hanya 1. Sehingga tegangan dari 1 baterai itu harus dibagi kepada 2 lampu yang ada. Akibatnya, nyala lampu menjadi redup.
Sedangkan pada rangkaian kedua, kita membuat seri 2 baterai dan 2 lampu. Sehingga kita menambahkan tegangan yang berasal dari dua baterai itu. Hasilnya, masing-masing lampu mendapat tegangan yang sama besar, yaitu satu lampu mendapat tegangan dari satu baterai. Tidak perlu berebutan tegangan.
Lain halnya pada rangkaian paralel, di rangkaian ini masing-masing “jalan” yang berada di dalam rangkaian paralel memiliki nilai tegangan yang sama. Jika kamu menambahkan “jalan” nya, nyala lampu tidak akan terpengaruh. Mau sebanyak apapun lampu dan baterainya, pada rangkaian paralel nyala lampu akan sama seperti ketika menggunakan satu lampu dan satu baterai.
Jadi, ketika kamu membuat suatu rangkaian, pastikan sumber tegangannya (baterai) kamu pasang seri, dan hambatannya (lampu) kamu pasang secara paralel.

Pemantulan Cahaya

Cahaya dapat dipantulkan pada cermin. Tapi, Selain cermin, cahaya juga dapat dipantulkan oleh beberapa bidang lainnya. Tapi apakah pemantulannya sama?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kertas Amplas
2.Lantai keramik licin
3.Lantai keramik kasar (biasa untuk dikamar mandi)
4.Senter
5.Ruang gelap

Cobalah Ini:
Pastikan ruangan dalam keadaan gelap. Nyalakanlah lampu senter dan arahkan pada kertas amplas yang diletakkan di lantai. Posisikan agar jika ada cahaya yang dipantulkan mengarah ke dinding. Apakah ada pantulan cahaya yang dihasilkan?
Kemudian, cobalah dengan permukaan keramik licin tanpa dialasi apapun. Arahkan senter dan usahakan agar jika ada cahaya yang memantul, terlihat pada dinding. Apakah ada cahaya yang terpantul?
Ulangi langkah tersebut dengan permukaan keramik kasar. Bagaimana pantulan cahayanya?
Apa yang terjadi?
Ketika menggunakan kertas amplas, tidak ada pantulan yang terlihat. Tapi jika menggunakan keramik, pantulan tersebut terlihat. Hanya, pada keramik licin, pantulan terlihat lebih jelas bila dibandingkan dengan keramik kasar.
Hal ini karena cahaya memantul lebih teratur pada permukaan yang licin. Sedangkan pada permukaan kasar, cahaya memantul dengan tidak beraturan dan menghasilkan pantulan yang buram atau bahkan tidak ada sama sekali, karena cahaya tidak terfokus disana.

Pemantulan Cermin Ganda

Sim sala bim. Kamu pernah melihat film ninja dimana ninja tersebut bisa membuat dirinya menjadi banyak? Kamu juga bisa lho “memperbanyak diri” seperti itu. Walau mungkin gak seheboh yang ada di film.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah cermin datar
2.Orang-orangan

Cobalah Ini:
Pada percobaan ini, akan lebih baik jika kamu menggunakan cermin datar yang berukuran sama. Posisikanlah cermin hingga berhimpit pada satu sisinya, sehingga menyerupai huruf v. Posisikanlah agak lebar. Letakkanlah orang-orangan di antara cermin. Hitunglah jumlah bayangan yang ada di dalam cermin.
Geserlah cermin hingga semakin merapat. Lalu lihatlah jumlah bayangan yang dihasilkan.

Apa yang terjadi?
Posisi cermin yang seperti itu akan membuat bayangan kita semakin bertambah banyak. Semakin kecil sudut yang bisa diciptakan, maka semakin banyak bayangan yang dapat dihasilkan.
Tapi, kamu tidak akan melihat apa-apa ketika cermin tersebut kamu rapatkan (tutup). Secara teori, ketika sudut yang dihasilkan adalah 0 derajat (cerminnya rapat), maka bayangannya tak hingga. Cara untuk melihat bayangan tak hingga ini adalah dengan menggunakan 2 cermin rias yang cukup besar sehingga kamu bisa melihat bayanganmu sendiri. Posisikan dua cermin itu saling berhadapan, lalu kamu berdiri diantara kedua cermin itu. Perhatikanlah pada salah satu cermin, kamu akan lihat bayanganmu tidak habis-habis!

Pembiasan

Apakah kamu bisa membengkokkan pinsil? Jika tidak, kamu harus mencoba ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pinsil
2.Gelas berisi air

Cobalah Ini:
Siapkanlah gelas berisi air. Pastikan gelas yang kamu gunakan transparan. Bukan mug keramik atau melamin yang bercorak. Masukkanlah pinsil kedalamnya. Sekarang, coba kamu lihat pinsil itu dari luar gelas. Bagaimana kelihatannya?

Apa yang terjadi?
Pinsil yang kamu lihat menjadi bengkok! Kamu akan melihat bagian yang ada di atas permukaan air dan yang berada dibawah permukaan air tidak sama. Hal ini terjadi karena adanya pembiasan cahaya.
Pembiasan adalah proses pembelokan cahaya ketika melewati medium yang berbeda. Maka, cahaya yang melewati air dan yang tidak melewati air, akan dibelokkan dengan arah dan sudut yang berbeda. Karena itu kita akan melihat pinsil tersebut bengkok.

Tekanan Udara

Kamu suka sulap? Cobalah ini dan peragakan didepan teman-temanmu! Buatlah teman-temanmu terkejut ketika kamu membuat air dalam gelas tidak tumpah walau kamu terbalikkan gelasnya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu gelas berisi air
2.Selembar kertas
Cobalah Ini:
Siapkan gelas berisi air. Usahakan hingga penuh. Lalu tempelkan kertas di bibir gelas dengan sangat rapat. Dengan cepat baliklah gelas dengan sambil menempelkan kertas dibibir gelas. Lepas tanganmu perlahan-lahan dan biarkan kertas menempel dengan sendirinya pada bibir kertas.
Apa yang terjadi?
Kertas menempel pada bibir gelas dan air dalam gelasnya ternyata tidak tumpah. Tapi memang setelah beberapa lama air akan tumpah karena merembes kedalam kertas.
Ketika kita membalik gelas, kita membuat udara tidak ada yang keluar masuk, dan tekanan udara didalam gelas menjadi kecil. Sehingga tekanan diluar gelas yang lebih tinggi akan menahan kertas dan air pada posisinya dan menjaga air agar tidak tumpah dari gelas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar