Kamis, 28 Oktober 2010

Tokoh Kimia Subscribe to RSS feed

Jokichi Takamine, Pioner Kimiawan

Lahir : 3/11/1854
Wafat : 22/7/1922
Disiplin utama : Ilmu Kimia
Jokichi Takamine dilahirkan pada tanggal 3 November 1854 di Takaoka, Jepang. Ayahnya, Seichi, adalah seorang tabib seperti kebanyakan nenek moyangnya dalam keluarga Takamine. Tidak seperti teman sebayanya, Takamine belajar bahasa Inggris di usia yang masih sangat muda. Ia bersekolah di Osaka, Kyoto, dan Tokyo, lulus dari kampus sains dan tekhnik di Universitas Tokyo pada tahun 1879. Pada tahun tersebut, Pemerintah Jepang memilih Takamine sebagai satu dari 12 orang penerima beasiswa untuk mengejar studi lanjutan di Skotlandia di Universitas Glasgow dan Kampus Anderson. Ia kembali ke Jepang pada tahun 1883 dan bergabung di Departemen Agrikultur dan Perdagangan.
Pada tahun 1884, Takamine melakukan perjalanan pertamanya ke Amerika Serikat untuk mengikuti Pameran Katun ke 100, di mana ia bertemu dengan calon istrinya, Caroline Field Hitch. Mereka menikah pada tahun 1884 da memiliki dua anak. Keluarga ini lalu pindah ke Jepang, dan Takamine melanjutkan pekerjaan di Departemen Agrikultur dan Perdagangan sebagai Kepala Divisi Kimia hingga tahun 1887. Pada saat itu, ia membentuk perusahaan sendiri, Perusahaan Pupuk Buatan Tokyo, di mana ia selanjutnya mengisolasi enzim pencerna kanji, Takadiastase, dari sebuah jamur.
Pada tahun 1884, Takamine pindah ke Amerika Serikat secara permanen, menetap di Kota New York. Ia membuka laboratorium penelitiannya sendiri dan mengizinkan Parke, Davis & Company memproduksi Takadiastase secara komersial. Pada tahun 1901, ia mengisolasi dan memurnikan hormon adrenalin di laboratoriumnya, dan menjadi orang pertama yang menyelesaikan hormon kelenjar.
Selama sisa hidupnya, Takamine bepergian antara Amerika Serikat dan Jepang dan membuat kontribusi ilmiah yang nyata di kedua negara. Ia juga bekerja untuk meningkatkan pemahaman yang lebih baik antara dua negara dan turut berpartisipasi dalam sumbangan Jepang untuk amal ke Washington DC. Jokichi Takamine meninggal pada tanggal 22 Juli pada tahun 1922 di kota New York.


Carl Wilhelm Scheele, Seorang Apoteker Magang

carl-wilhelm-scheeleCarl Scheele dilahirkan pada tanggal 9 Desember 1742, satu dari tujuh bersaudara. Ia menerima sedikit  pendidikan formal dan tidak ada pelatihan apapun dalam sains. Di usia 14 tahun, Scheele menjadi apoteker magang di perusahaan Martin Anders Bauch di Gothenburg. Suplai bahan kimia yang ada di farmasi disediakan oleh Scheele dengan memulai berbagai penelitian dan penemuan. Ia juga mebuat sejumlah buku ilmiah yang sangat berguna saat ini. Pada tahun 1765, Bauch menjual bisnisnya, dan Scheele mengambil jabatan dengan Kjellstrøm di Malmö di mana ia kembali diizinkan bereksperimen. Pada tahun 1768, Sheele pindah ke Stockholm dan kembali bekerja di dunia farmasi. Di sini ia dan Anders Johan Retzius mengisolasi asam tartarat dari krim tartar. Hasilnya dipublikasikan pada tahun 1770.
Udara Api (Oksigen). Pada tahun 1775 Scheele pindah ke Uppsala di mana ia menjadi asisten di Laboratorium Lokk. Di sinilah Scheele menemukan Udara Api (oksigen) pada suatu masa sebelum tahun 1773. Ia menghasilkan udara api dengan beberapa cara. Pada metode yang pertama, ia mereaksikan (menggunakan penamaan modern) asam nitrat dengan garam abu  (KOH dan/atau K2CO3) yang membentuk KNO3). Menyuling residu yang didapat dengan asam sulfat yang menghasilkan NO2 dan O2. Pembentuknya diserap dengan Ca(OH)2 jenuh, meninggalkan oksigen (udara api). Ia juga memperoleh udara api dari pembakaran kuat HgO dan MnO2 dan dengan memanaskan perak karbonat atau raksa karbonat dan menyerap CO2 dengan alkali (KOH):
AgCO3(s) ->  Ag(s) + CO2(g) + O2(g)
Dikenali di Swedia. Pada tanggal 4 Februari 1775, Carl Scheele dipilih sebagai penerima beasiswa ke Akademi Sains Kerajaan. Penghormatan yang luar biasa ini (dengan dihadiri Raja Swedia) yang belum pernah diberikan (dan tidak pernah lagi) kepada murid farmasi.
Köping. Pada tahun 1775, Carl Scheele pindah ke Köping, Swedia di mana ia menerima jabatan sebagai pengawas farmasi. Sejak itu,  Scheele telah menerima berbagai tawaran untuk jabatan yang lebih baik di sekitar Swedia. Kota Köping pun tidak mau kehilangan warganya yang terkenal jadi mereka memberikannya industri farmasi sendiri, yang sebelumnya dimiliki oleh seorang apoteker bernama pohls yang telah wafat. Janda Pohls menetap di Köping untuk melengkapi kebutuhan Scheele. Sangat dipercaya bahwa Scheele tidak pernah bepergian dari Köping, tapi lebih senga mengejar karir ilmiahnya.
Permasalahan Komunikasi. Pada Abad ke 18 di Eropa, seni menyebarkan hasil kerja seseorangsangatlah primitif dibandingkan dengan sekarang. Seringkali ahli sains menggunakan surat pribadi yang menggambarkan hasil pekerjaannya dengan rekan sebaya di bidang yang sama. Scheele terisolasi dari literatur ilmiah meski ia berkomunikasi dengan Lavoisier yang mengirimkannya salinan dari bukunya. Menulis buku adalah cara yang terbaik untuk menyebarkan hasil, bagaimanapun, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan hasil yang cukup untuk menulis sebuah buku dan membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk mempublikasikannya. Itulah tragedi yang dialami Carl Scheele yang menemukan oksigen (udara api) dua tahun sebelum Priestley. Buku yang ditulis Scheele, Chemical Treatise on Air and Fire (Risalah Kimia pada Udara dan Api), belum dipublikasikan hingga tahun 1777, di mana pada ahli sains Eropa telah mengetahui penemuan Priestley untuk gas yang sama (udara deflogiston) pada tahun 1774. Ketika ia wafat, sangat sedikit yang diketahui tentang hidup Scheele, kemiskinan yang ia alami,udara dingin ketika ia bekerja, pergulatannya dengan penyakit dan kematiannya yang begitu cepat. Satu abad setelah kematiannya sebelum dua orang ahli, yang bekerja dengan catatan Scheele, paper dan surat-suratnya ditahan oleh Akademi Sains Kerajaan Swedia, dipublikasikan pada tahun 1892 sebagai Kontribusi Ilmiah yang Penting dari Carl Scheele.2.
Sebuah ‘kantong udara’ digunakan oleh Scheele
Sianida dan Janji pernikahan. Di Köping, Scheele membuat senyawa sianida, termasuk gas hidrogen sianida, bahkan menggambarkan rasanya!Ia juga mempelajari berbagai senyawa arsen. Tanpa ventilasi yang layak, Scheele sering terpapar dengan racun yang mematikan. Diduga paparan inilah yang merusak kesehatan Scheele secara serius dan memperpendek usianya. Scheele sadar dengan kesehatannya yang buruk dan ia menyebutnya sebagai “permasalahan semua apoteker”. Carl Scheele wafat di usia 43 pada tanggal 26 Mei 1786. Dua hari sebelum kematiannya, ia menikah dengan janda Pohls, sehingga janda ini mewarisi semua farmasi dan kepemilikannya.
Akhir yang Abadi
Tidak ada ahli kimia yang menemukan beberapa senyawa yang lebih sederhana daripada Scheele. Ia dipuji dengan:
-          Penemuan Oksigen, klor (yang ia sebut sebagai asam laut deflogiston), asam fluorida, silikon fluorida, asam sulfida, asam sianida.
-          Mengisolasi dan mngkarakterisasi gliserol, asam tartarat, asam sitrat, asam laktat, asam urat, asam benzoat, asam gallat, asam oksalat, laktosa, asam Prussia, asam arsenat, asam molibdat, asam tungstat, tembaga arsenit (yag dikenal sebagai hijau Scheele) untuk pertama kalinya.
-          Melaporkan pertama kali sifat cahaya pada garam perak (yang menjadi dasar fotografi modern)


Arne Tiselius, Pemenang Nobel Kimia tahun 1948 

: , , , , , , , ,


arne-tiseliusArne Wilhelm Kaurin Tiselius dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1902 di Stockholm. Stelah kehilangan ayahnya ketika ia masih kecil, keluarganya pindah ke Gothenburg di mana ia bersekolah dan setelah lulus dari Realgymnasium lokal pada tahun 1921, ia meneliti di Universitas Uppsala, khusus dalam ilmu kimia. Ia menjadi asisten peneliti di Laboratorium Svedberg pada tahun 1925 dan mendapatkan gelar doktornya pada tahun 1930 dengan tesis berjudul “The moving-boundary method of studying the electrophoresis of proteins” (Metode Batas Bergerak dalam Mempelajari Elektroforesis Protein) dipublikasikan di Nova Acta Regiae Societatis Scientiarum Upsaliensis, Ser. IV, Vol. 7, No. 4) dan ditunjuk sebagai Dosen (Asisten profesor) dalam Ilmu Kimia dimulai pada tahun 1930.
Selama periode 1931-1935, Tiselius mempublikasikan sejumlah paper mengenai fenomena adsorpsi dan difusi yang alami terjadi pada lempeng berbasis zeolit, dan penelitian ini dilanjutkan selama setahun kunjungan ke laboratorium H.S. Taylor di Princeton dengan bantuan Yayasan Beasiswa Rockefeller. Distimulasi oleh banyaknya kenalan dengan ahli biokimia Amerika dan Ahli kimia fisika selama kunjungan ini, sekembalinya Tiselius ke Uppsala merangkum ketertarikan pada protein, dan penerapan metode fisika pada permasalahan biokimia secara umum. Hal ini mengemuka di antara penelitian yang lain hingga banyak metode analisis elektroforesis yang diperbaiki , dan dipublikasikan dalam Transactions of the Faraday Society, 33 (1937) 524. Metode ini seperti diterapkan pada penelitian protein serum dan sejumlah permasalahan biokimia lainnya membuat Tiselius  dan sejumlah rekanannya terfokus selama beberapa tahun berikutnya. Pada tahun 1938, Tiselius mendapatkan beasiswa penelitian khusus lewat donasi kepada Universitas Uppsala oleh Major Herbert Jacobsson dan istrinya. Saat itu, disediakan tempat untuk profesor baru di Institut Kimia Fisika (Prof. Svedberg). Pada tahun 1946,biokimia didirikan menjadi departemen tersendiri dan pada tahun 1950-1952 mendapatkan gedung baru, yang sekarang menjadi Institut Biokimia.
Dengan kepemimpinan Tiselius, institut ini telah memberikan kontribusi pada pengembangan dan peningkatan sejumlah metode yang berguna dalam biokimia, seperti elektroforesis, khromatografi, partisi fase, filtrasi gel dan lain-lain. Metode ini telah diterapkan untuk mempelajari zat bermassa molekul besar, terutama protein dan enzim, tapi juga termasuk polisakarida (dekstran) dan asam nukleat. Selalu ada hubungan yang sangat dekat antara penelitian metodologi dan penelitian permasalahan khusus di mana metode tersebut bisa diterapkan. Tiselis mengambil peranan yang aktif dalam reorganisasi penelitian ilmiah di Swedia pada tahun-tahun terjadinya Perang Dunia II. Dia pun menjadi ketua Dewan Penelitian Sains Alam Swedia pada periode 1946-1950, dan juga ketua Komite Penelitian Himunan Kanker Swedia pada periode 1951-1955. Ia pun menjadi Kepala International Union of Pure and Applied Chemistry pada periode 1951-1955, menjadi Wakil Direktur Yayasan Nobel pada tahun 1947 dan menjadi Direktur sejak tahun 1960. Ia juga bekerja sebagai anggota Komite Nobel untuk Kimia sejak tahun 1946.
Ia menikah dengan Ingrid Margareta (Greta) Dalѐn pada tahun 1930, yang merupakan anak perempuan dari Hakim Kota Per Dalén of Gothenburg. Mereka memiliki dua anak: Eva (lahir tahun 1932) menikah dengan Dr. Torgny Bohlin, Lund; dan Per (lahir tahun 1934), seorang dokter di Rumah Sakit Akademik, Uppsala.
Arne Tiselius meninggal pada tanggal 29 Oktober 1971.


Geoffrey Wilkinson, kontribusinya besar bagi perkembangan Kimia Nuklir


geoffrey-wilkinsonGeoffrey Wilkinson, Pemenang Nobel Kimia 1973 menuturkan tentang kisah hidupnya.
Saya dilahirkan di Springside, sebuah desa yang dekat dengan Todmorden di Yorkshire sebelah barat pada tanggal 14 Juli 1921. Rumah di mana saya tinggal, bahkan hampir seluruh daerah desa telah dihancurkan oleh dewan kota lokal karena dianggap tidak layak untuk tinggal. Ayah saya, dan ayahnya, juga Geoffrey, adalah ahli tukang cat dan dekorator rumah, sedangkan anak bungsu dari 12 anak telah pindah dari Boroughbridge ke Yorkshire pada tahun 1880. Keluarga ibu saya adalah hidup dari bertani, tapi kebanyakan keluarga saya adalah tukang tenun di pabrik katun lokal, dan akhirnya ibu saya memang ikut menjadi tukang tenun ketika ia muda. Perkenalan pertama saya dengan kimia adalah di usia muda lewat kakak ibu saya yang tertua. Seorang pemain organ dan pemimpin vokal grup yang dinikahi kakak ibu saya itu memiliki perusahaan kimia kecil yang membuat garam Epsom dan garam Glauber untuk industri farmasi. Saya biasa bermain di laboratorium kecilnya, demikin juga ikut bepergian dengannya ke berbagai perusahaan kimia.
Sebagai anak tertua dari tiga bersaudara, saya dididik di sekolah primer dewan kota, dan setelah memndapatkan beasiswa kabupaten pada tahun 1932, saya pergi ke SMP Todmorden. Sekolah kecil ini memiliki catatan prestasi sekolah yang luar biasa, termasuk dua penerima Nobel dalam 25 tahun. Saya diajar oleh guru fisika Sir John Cockroft, tapi fisika tidak pernah menjadi mata pelajaran kesukaan saya.
Pada tahun 1939, saya mendapatkan beaasiswa dari Kerajaan Inggris untuk belajar di Kampus Sains dan Tekhnologi Imperial, di mana saya lulus dari sana pada tahun 1941. Karena waktu itu sedang terjadi perang, saya diarahkan untuk tetap di tempat dan melakukan penelitian di bawah bimbingan pendahulu saya, Professor H.V.A. Briscoe. Pada akhir tahun 1942, Professor F.A. Paneth melakukan rekrutmen ahli kimia muda untuk proyek energi nuklir di mana saya bergabung. Saya pun dikirim ke Kanada pada bulan Januari tahun 1943 dan tetap di Montreal dan selanjutnya di Chalk River hingga saya meninggalkannya pada tahun 1946.
Karena terpesona oleh prospek Kalifornia, saya melamar, dan diterima oleh Professor Glenn T. Seaborg. Selama empat tahun berikutnya di Berkeley, saya terikat untuk mempelajari taksonomi nuklir dan membuat banyak isotop neutron yang tidak sempurna menggunakan siklotron Laboratorium Radiasi.
Pada kunjungan ke Inggris pada tahun 1949, Briscoe menyarankan saya bahwa saya tampaknya tidak mungkin mendapat posisi akademik di Inggris di bidang kimia nuklir, jadi saya pergi sebagai Asosiasi Penelitian ke Institut Tekhnologi Massachusetts pada tahun 1950, saya memulai ketertarikan sebagai mahasiswa- terhadap kompleks logam transisi seperti karbonil dan kompleks olefin.
Pada tahun 1951, saya ditawarkan beasiswa asisten Profesor di Universitas Harvard, terutama karena latar kimia nuklir saya. Saya di Harvard dari bulan September 1951 hingga saya pindah ke Inggris pada bulan Desember 1955, dengan cuti panjang selama sembilan bulan di Kopenhagen bekerja di laboratorium Professor Jannik Bjerum sebagai penerima beasiswa John Simon Guggenheim. Di Harvard, saya masih melakukan penelitian nuklir mengenai fungsi eksitasi untuk proton pada kobalt, tapi saya pun sudah meneliti kompleks olefin, sehingga saya diutamakan untuk hadir merayakan penelitian Kealy dan Pauson terutama tentang disiklopentadieniliron di alam pada awal 1952.
Pada bulan Juni 1955, saya ditunjuk menjadi ketua Kimia Anorganik di kampus Imperial di Universitas London, yang mana pada waktu itu jabatan ini adalah satu-satunya posisi yang ditawarkan di Inggris dan saya mengambilnya pada bulan Januari 1956. Saya pernah di kampus dan bekerja di dalamnya, dengan beberapa kenalan mahasiswa dan rekanan pasca doktoral, kebanyakan hampir mengenai kompleks logam transisi. Saya banyak tertarik dalam kimia kompleks ruthenium, rhodium dan rhenium, dalam senyawa hidrokarbon tidak jenuh dan dengan logam yang berikatan hidrogen. Selanjutnya pekerjaan ini mengarah kepada reaksi katalitik homogen seperti hidrogenasi dan hidroformilasi olefin.
Pada tahun 1952, saya menikahi Lise Sølver, satu-satunya putri profesor Profesor dan Nyonya Svend Aage Schou, yang menjadi Rektor Sekolah Tinggi Farmasi Denmark dan kami memiliki dua putri.
Sir Geoffrey Wilkinson wafat pada tanggal 26 September 1996.




Johann Wilhelm Ritter, penemu sel baterai kering

Johann-Wilhelm-RitterLahir : 16 Desember 1776 di Samitz bei Haynau, Silesia.
Wafat : 23 Januari 1810 di Munich, Jerman
Johann Wilhelm Ritter menemukan ujung spektrum ultraviolet, membuat sel baterai kering pertama pada tahun 1802 dan baterai penyimpanan pada tahun 1803. Kontribusinya yang sangat penting adalah elektrokimia yang dikembangkan pada tahun 1798. Ritter adalah orang pertama yang membuat hubungan yang jelas antara galvanisme dan reaktivitas kimia. Ia adalah penemu tekhnik elektroplating yang terkenal. Sebagai tambahan, ia juga menjadi terkenal karena menjadi pionir dalam elektrokimia.
Johann Wilhelm Ritter dilahirkan di Samitz, Silesia (kemudian Jerman, sekarang Chojnow, Polandia) pada tanggal 16 Desember 1776. Ia memulai karirnya sebagai ahli farmasi di Liegnitz, Silesia, di mana ia bekerja dari tahun 1791 hingga 1795. Bekerja magang sebagai apoteker di Liegnitz di usia 14 tahun, Ritter mengembangkan ketertarikan dalam bidang kimia melebihi bidang ilmiah lainnya. Ketika mewarisi sejumlah uang lima tahun kemudian, ia mampu meninggalkan pekerjaannya dan mendaftar di Universitas Jenna. Pada tahun 1796, iapergi ke Universitas Jenna untuk mengejar ketertarikannya dalam bidang ilmiah. Di ana ia mempelajari kedokteran, menetap sebagai pengajar setelah lulus, hingga mendapat gelar Duke Saxe-Gotha pada tahun 1802. Ketika menjadi profesor di Universitas Jena (1803-1804) ia adalah seorang ahlil sains yang agresif. Ia terlibat dengan filosofi kimia karena kebanggaan Jerman. Ia sangat mendukung teori flogiston yang dicetuskn Becher dan Stahl (juga didukung oleh Priestley dari Inggris) yang membawanya ke dalam perdebatan filosofi Lavoisier yang mengurangi ilmu kimia ke dalam sesuatu yang bisa diukur.
Ritter mengabdikan seluruh usahanya untuk mempelajari listrik dan elektrokimia. Pada tahun 1800, hanya dalam hitungan bulan setelah ahli kimia Inggris William Nicholson berhasil dalam menguraikan air menjadi hidrogen dan oksigen dengan elektrolisis, Ritter mengulangi percobaan tapi mengubah elektroda sehingga ia bisa mengumpulkan dua gas secara terpisah, sehingga memperbaiki percobaan Carlisle dan Nicholson. Pertanyaan yang membingungkan antara para ahli pada saat itu adalah bagaimana rangkaian kesatuan ini bisa diukur dapat membuat rangkaian lain yang bisa diukur dengan pergerakan yang mudah antara rangkaian. Yakni, bagaimana oksigen dan hidrogen bergerak melewati air dan tampak di elektroda yang lain? Ritter menjawab pertanyaan membingungkan ini dengan menyatakan bahwa air diubah menjadi hidrogen pada elektroda negatif, sedangkan air menjadi oksigen pada elektroda positif dengan adanya listrik. Alasannya yang lebih jauh adalah karena air tidak terurai dengan listrik, tapi tergalvanisasi menjadi hidrogen dan oksigen yang merupakan senyawa penyusun air, dan listrik positif dan negatif. Para ahli sejarah telah mencoba untuk menetapkan tanpa adanya keberhasilan mengapa Ritter membuat pernyataan sederhana ini yang melibatkan air dan listrik ketika data dari percobaannya sendiri tidak pernah dibenarkan oleh mereka. Pernyataan ini juga dibuat ketika kolega ilmiahnya melawan ide tersebut yang telah ia kembangkan.
Tak lama setelah itu, ia menemukan proses elektroplating. Pada tahun 1800, Ritter mengamati bahwa ia bisa mendapatkan logam yang menempel di tembaga yang merupakan usaha elektroplating yang pertama. Ia juga mengamati bahwa sejumlah logam terdeposit dan sejumlah oksigen dihasilkan selama proses elektrolisis yang tergantung pada jarak antara elektroda. Ia belajar bahwa semakin dekat jarak antar elektroda, semakin besar efeknya. Konsep dasar elektrolisis dan elektroplating ini ditemukan oleh Ritter dan pada saat yang sama, bahkan pada beberapa hal, jauh lebih awal sebelum percobaan Carlisle dan Nicholson, Cruickanks atau Davy. Pada tahun 1801, ia mengamati arus termoelektrik dan mengantisipasi penemuan termoelektrik oleh Thomas Johann Seebeck.
Dengan dorongan dari Alexander von Hunboldt, ia memulai percobaan galvanisme. Ia telah dipuji untuk listrik yang terkait dengan galvanisme, dan ia mendukungnya dengan data dari percobaannya. Johann Wilhelm Ritter yang mendukung Galvani percaya bahwa fenomena listrik galvanik dapat terjadi pada tubuh hewan adalah dirinya sendiri dan beberapa pionir galvanisme di Jerman. Ketika arus galvanik diperdebatkan dan dipertanyakan sebagai fenomena listrik, Ritter membuktikannya secara eksperimen. Ia belajar bahwa ia menempelkan selempeng emas pada masing-masing ujung dua kawat yang terhubung lapisan Voltaik, daun-daun akan saling tarik menarik ketika saling didekatkan. Ketika daun-daun saling menempel, sirkuit listrik akan tertutup.
Pada tahun 1801, ketika menggunakan rangkaian yang terdiri dari 100 sel, Ritter memperhatikan bahwa otot merespon secara berbeda bila ia mengubah kecepatan amplitude stimulus. Ketika ia meningkatkan arus perlahan-lahan, tidak ada kontraksi yang terjadi, tapi bila ia meningkatkan mplitude stimulus dengan cepat, otot pun berkontraksi. Lantas ia menyimpulkan bahwa amplitudo stimulus harus bertambah dengan cepat untuk mengkontraksikan otot. Metode peningkatan atau engurangan muatan listrik pada saat itu adalah juga untuk menambah atau mengurangi lapisan logam pada rangkaian. Pekerjaan Ritter untuk menyiapkan rangkaian untuk Georg Ohm selanjutnya mengukuhkan hubungan antara arus, kekuatan elektromotor dan hambatan. Dalam satu percobaannya, Ritter melewatkan arus pada rangkaian dengan menggunakan tangannya, dan mengamati perilaku arus tersebut. Ketika arus bertambah dengan cepat dalam amplitudo, tangannya menahan kutub negatif yang sedikit menjadi keras sementara tangan yang lain tidak mengeras. Pengamatan respon fisiologi ni tidak diperhatikan oleh koleganya yang menjaga bahwa arus dari sel galvanik hanya membantu nutrisi. Tidak hanya Pfluger yang mengumumkan pada tahun 1859 bahwa jaringan di bawah kutub negatif baterai galvanik terinduksi meningkatkan eksitabilitas (katelektrotonus), dan jaringan di bawah kutub positif dengan eksitabilitas berkurang (anelektrotonus) adalah pengamatan Ritter pada polaritas galvanik negatif yang telah dijelaskan.
Ritter sangat dikenal atas penemuannya untuk spektrum ultraviolet pada tahun 1801. Saat itu di mana seorang ahli astrofisika Sir Herschel menemukan radiasi yang melebihi range spktrum merah, sinar infra merah. Sangat kuat dipengaruhi oleh pandangan filosofi Romantisisme dan Filosofi alam, ia percaya pada prinsip polaritas di alam dan setelah penemuan Herschel akan radiasi inframerah, ia berhipotesis adanya kemungkinan polaritas dalam spektrum dan berhasil melihat radiasi tak tampak yang melebihi violet. Pada tahun 1801, ia melakukan percobaan dengan perak klorida (AgCl). Senyawa kimia ini terurai dengan cahaya, membebaskan perak yang menghasilkan zat tak berwarna yang berubah menjadi hitam. Reaksi ini adalah dasar fotografi pradigital. Dalam ilmu kimia saat itu, terdapat rumor bahwa cahaya biru lebih efisien dalam menginisisasi perubahan kimia daripada cahaya merah. Ritter mencoba untuk mengukur kecepatan di mana perak klorida terpecah dengan warna yang berbeda. Ia membuktikan bahwa cahaya biru meman lebih efisien daripada cahaya merah. Ia terpesona, bagaimanapun, reaksi yang penuh semangat itu terjadi di daerah sekitar violet di mana tidak terlihat apapun. Radiasi baru ini secara orisinal disebut Sinar Kimia tapi sekarang disebut ultra violet (melebihi violet). Penerimaan penemuan ini dhalangi oleh gaya Ritter yang sulit dipahami dan kecenderungannya untuk mencampurkan spekulasi dengan pengmatan ilmiah. Penemuannya atas radiasi ultraviolet secara independen juga penemuan Wolaston, juga pada tahun 1802. Ritter juga membuat kontribusi pada spektroskopi.
Ritter ditunjuk ke Pengadilan Gotha pada tahun 1801, dan pada tahun 1802 ia meninggalkan Universitas Jena ke Universitas Gotha (sejauh 40 mil). Sambil memberikan kuliah privat, ia melanjutkan penelitiannya dalam galvanisme yang didukung oleh Duke Ernst von Schsen Gotha. Penelitian utamanya selesai dalam elektrokimia dan elektrofisiologi pada tahuntahun 1803 dan 1804 di Gotha. Ia mengajukan teori elektrokimia dan mendemonstrasikan gerakan tarik-menarik dan tolak-menolak muatan listrik. Ia mampu mengisolasi unsur kalium.
Pada tahun 1802, ia mengembangkan baterai sel kering dari usahanya dengan sel elektrolisis. Ia menemukan bahwa kombinasi yang baru ini bekerja seperti rangkaian Volta untuk mengisi wadah Leyden, dan melanjutkan fungsi yang sama dengan baik selama enam tahun. Rangkaian Volta bekerja hanya selama 15 hingga 20 menit sebelum kehabisan tenaga. Ritter lagi-lagi tidak mempublikasikan penelitian pada ranngkaian kering ini karena ia menyatakan bahwa dua bulan penelitiannya mebutuhkan dua tahun penulisan hasilnya.
Ia meneliti rangkaian kering karena rangkaian Volta menguap setelah beberapa hari sebagaimana dilanjutkan untuk menunjukkan aktivitas pada elektroskop. Rangkaian kering tidak membutuhkan banyak kelembaban. Rangkaian keringnya disebut juga rangkaian pengisi muatan, dan terdiri dari satu logam dengan lempengan yang terpisah oleh kesatuan kain flannel atau kertas karton yang cukup lembab dengan cairan yang tidak bereaksi kimia dengan logam, yang melingkar. Ketika ujung rangkaian terhubung dengan kutub rangkaian Volta, rnagkaian ini mengambil muatan dan ketika mengisi muatannya, dapat diganti dengan rangkaian Volta tanpa terhubung dengan sumber energi. Rangkaian pengisi muatan Ritter dapat tetap bermuatan selama lima menit tanpa menimbulkan kilat, setrum, dan menguraikan air. Ia lalu memodifikasi dan memperbaiki rangkaian pengisi muatannya. Pada satu kesempatan, ia mengatur 32 tembaga dan lembar kertas karton dalam tiga rangkaian. Dua dari rangkaian tersebut mengandung 16 lempeng tembaga dengan rangkaian antara terdiri dari 32 lembar kertas karton. Ia pun membangun rangkaian pengisi muatan sehingga lempengan bisa diubah, menggunakan 31 lempeng tembaga dan sesekali ia menggunakan 64 hingga 128 lempeng tembaga dengan kertas karton yang sama. Ia lalu mengunakan rangkaian barunya untuk mengamati penguraian air, dan efek fisiologisnya, setrumnya dan tegangan listriknya.Hasil percobaan dan rangkaian pengisian muatan yang dimodifikasi dipublikasikan. Rangkaian tersebut dikenal sebagai rangkaian Ritter setelah ia wafat. Rngkaian terbesarnya terdiri dari 2000 lempeng. Penemuan ulang rangkaian kering yang berhasil oleh yang lain menghasilkan sebuah sel yang berfungsi seperti halnya rangkaian Ritter.
Pada tahun 1805, Ritter pindah ke Munich untuk mengambil jabatan di Akademi Sains Jerman, dan publikasinya mengenai listrik, sebagian di atas pada tahun 1796, memenangkan beasiswa di Akademi Sains Munich pada tahun yang sama. Di Munich ia terlibat dengan percobaan dengan pembagian batang dan pendulum, yang ia lawan, memiliki listrik dari polaritas listrik tersembunyi . Ritter mengklaim bahwa ia telah menemukan bentuk lain dari polaritas listrik bumi yang disebabkan oleh adanya polaritas magnet. Ia menjaga efek penemuan terbarunya dapat didemonstrasikan dengan menahan jarum emas dengan posisi tertentu.
Paper ilmiahnya dipublikasikan selama penelitiannya di Universitas Liegnitz, dan Jena dan Akademi Sains Jerman di Munich. Pada tahun 1798, ia mempublikasikan Beweiss, Dass Ein Bestandiger Galvanismus den Lebensprozess im Tierreich Begleitet. Ia mempublikasikan Beitrage zur Naheren Kenntnis des Galvanismus, Das Electrische Septem des Korpers pada tahun 1805, dan Physikalisch-Chemische…, sebanyak 3 volumes, pada tahun 1806. Di usia 20 tahun, ia bekerja sebagai peninjau publikasi Alexander von Humboldt, dan di usia 23 tahun ia mempublikasikan bukunya sendiri tentang galvanisme, dan ia mendukung Goethe dalam mendirikan laboratorium sains.
Oersted berusaha mengulangi percobaan Ritter, tapi tidak pernah berhasil. Penelitian Ritter di akhir tahun 1805 dipertanyakan oleh para ahli kimia, dan selama bagian terakhir dari hidupnya, ia meraih reputasi yang tidak dapat diandalkan. Usahanya untuk memasuki sains gaib mempengaruhi pekerjaannya yang terakhir, dan percobaan semacam itu telah menghancurkan reputasi ilmiah Ritter sebagai ahli sains yang kompetitif. Karena percobaan-percobaan ini dan klaim yang belum pernah dibuktikan, maka para ahli sejarah pun telah mengabaikan penelitian Ritter antara tahun 1806 dan 1810. Meski kritik terus menghunjam, ia tetap melanjutkan eksperimennya, tetapi karir ilmiahnya telah berakhir. Bahkan ketika di puncak karir, penelitian ilmiah Ritter tidak jelas karena kesulitan yang ditemui oleh para ahli sains lannya dalam membaca dan menginterpretasikan penemuannya. Percobaannya dianggap tidak praktis dan ditulis dengan gaya yang diputarbalik yang membuat pembacaan dan pemahaman sulit untuk beberapa kasus.
Penyakit dan masalah keuangan mulai datang dalam hidupnya. Kematiannya yang cepat di Munich pada tanggal 23 Januari 1810, di usia 34 tahun disebabkan oleh kerja terus menerus, kesedihan dan kesulitan hidup.
http://www.geocities.com/bioelectrochemistry/ritter.htm
 

Henry Edward Schunck, Ahli Kimia dari Manchester yang terkenal

Henry-Edward-SchunckHenry Edward Schunck dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1820, satu dari tujuh anak Martin Schunck, yang pindah dari Malta ke Manchester pada tahun 1808. Martin adalah pemilik toko yang sukses dalam bisnis tekstil dan Edward (ia tidak pernah menggunakan nama pertamanya) diharapkan dapat meneruskan bisnis keluarga. Edward dididik secara privat di Manchester dan diperkenalkan dengan kimia praktis oleh William Henry (1774 -1836), pembimbing hukum kelarutan gas. Pendidikan lebih lanjut adalah di Berlin dengan Magnus dan Rose, dan dikkuti dengan gelar Ph.D. dengan Justus von Liebig di Giessen. Kembali ke Inggris pada tahun 1842, Edward menjadi manajer pabrik di Belfield, di daerah pinggiran Rochdale, bleaching dan pencetakan kain mori mentah. Tapi setelah beberapa tahun, ia melepaskan pekerjaan tersebut, dan kesuksesan keluarga membuatnya mampu hidup sebagai ahli sains dermawan dan terhormat.
Paper ilmiah pertamanya (sekitar 200 halaman) dipublikasikan pada tahun 1841 dan membahas asam khrissamat, sebuah hasil reaksi nitrasi kayu gaharu, yang bisa digunakan sebagai pewarna. Ketika masih di Giessen, ia menguji sebangsa tumbuhan lumur, dan selanjutnya mampu mengisolasi dan mengenali asam lekanorat, asam erithrat, asam orsellinat, yang merupakan prekursor sumber pewarna ungu pada lumut.
Penelitian utama adalah pada madder (pohon anggur eropa dan asia yang daunnya berduri dan bunganya kecil kecil berwarna kuning kehijau hijauan) yang dimulai pada tahun 1846 dan menjadi pekerjan Edward selama satu dekade. Ia mengisolasi prekursor warna rubian, yang belakangan dikenal sebagai asam rubieritrat, dan mempelajari komponen warna alizarin dan purpurin dan senyawa lainnya yang masih belum dikenali dengan baik. Hal ini mengarah pada penggunaan spektroskopi absorpsi visual sebagai alat analisis.
Sekitar tahun 1855, Edward kembali memusatkan perhatiannya ke indigo, meneliti prekursor warna yang terkandung dalam woad (tanaman bunga dengan nama Isatis tinctoria), yang ia isolasi dengan susah payah, yang menghasilkan senyawa bernama isatan A yang tidak stabil yang disebutnya sebagai indican. Ketidakstabilan ini mengarahkan penelitian untuknya mengembangkan evaporator lapis tipis yang pertama. Ia sangat tertarik dengan produksi indigo dan indirubin dari air seni.
Pada tahun 1879 ia menyelidiki warna ungu pada kerang spesies Nucella lapillus yang ditemukannya di Hastings dan spesies Purpura pansa dari Nikaragua , dan menunjukkan bahwa pigmen warnanya menyerupai indigo tapi tidak identik.
Baru tiga puluh tahun kemudian ditunjukkan bagaimana molekul tersebut ternyata mengandung brom yaitu 6,6′-dibromoindigo.
Pada tahun 1883 ia memulai penelitian panjangnya pada klorofil dan setelah bertahun-tahun baru bisa menunjukkan bahwa secara struktur, klorofil menyerupai hemogloin.
Edward Schunck meninggal di rumahnya “The Oaklands” di Kersal pada tanggal 13 Januari 1903 dan dikubur di gereja setempat St. Pauls. Bagian di halaman gereja ini telah ditumbuhi rumput dengan ceat dan dengan adanya pengurangan atau vandalisme, batu pusaranya telah rusak karena ukirannya yang sudah tidak dapat dibaca lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar